Sabtu, 02 November 2013

Dont ever to Stop

Classmeeting baru saja akan dimulai ,lantaran Ujian tengah Semester yang baru saja usai. Semua teman-temanku menyambutnya sangat bahagia. Mereka pasti akan berebutan untuk masuk  tim basket atau futsal untuk mewakilkan kelas mereka. 
Opening Classmeet sudah sejam berlalu, dengan futsal sebagai pembuka pertandingan pertama.
sekarang giliran basket, yaitu kelasku melawan kelas 11ips 1.
Aku tersenyum masam,melihat segerombolan teman-teman kelasku yang mulai berkumpul untuk berdoa samasama,berikut yelyel untuk memberi semangat.
Bagaimanapun aku pernah terlibat didalamnya
.
Salsa dibawah sana sedang menatapku dengan kecewa.
Salsa bilang,aku adalah partner basketnya yang paling keren dan asik.
Tapi,sekarang. aku memutuskan tidak akan pernah main lagi.  tidak akan. 
tidak akan lagi.

"Fara, kenapa kamu gak ikut?kenapa kamu memilih hanya berdiri disini. dulu basket adalah sebagian dari kamu kan?" , pertanyaan Mark begitu hati-hati yang ditujukan untukku. 
semua temanku kecewa terhadapku, sebagian dari mereka kesal. Mereka merasa aku sangat jago dan ahkirnya memilih sombong untuk tidak ikut pertandingan .
apalagi aku tidak memberitahukan alsannya pada mereka. hanya salsa yang tau.
mereka tidak perlu tau.
"Aku hanya pensiun" jawabku sekenanya.
seperti biasa, lagi-lagi. Mark  menatap dengan kecewa kearahku.



***
"Esaaa,kita naik banana boat yukk"  teriak seorang perempuan dipesisir pantai, ombak kali ini mungkin memang cukup besar, namun tidak mnyurutkan niat 7 anak-anak yang beranjak remaja itu untuk menaiki banana boat.
"Tapi ra,ombaknya kayaknya kenceng banget ya?" ujar seorang laki-laki yang dipanggil Esa .
"Tapi,tadi aku udah nanya sama mas-masnya disana.katanya bisa kok" Fara meyakinkan. 
Esa masih terlihat ragu,namun tetap memangil teman-temannya untuk bergabung.
setelah mereka sudah siap dengan berbagai alat keselamatan yang mereka kenakan, banana boat mulai meluncur. sejuta tawa dan teriakan kesenangan terdengar begitu meriah.
Tibalah saatnya Banana boat menjatuhkan para penumpangnya, 
mereka semua jatuh dan tertawa-tawa kesenangan. ini merupakan bagian kesukaannya Fara.
namun tiba-tiba ombak sangat besar datang menggulung, cepat-cepat mereka segera naik ke Banana boat,tapi Esa tertinggal.
saat ia ingin naik,dengan setengah kaki masih di dalam air,Banana boat lepas landas.
alhasil Esa terjatuh kembali. Fara berteriak kencang bahwa Esa terjatuh dan tertinggal.
Tapi mas-mas pengemudi perahu yang menggiring banana boat itu tidak ingin ambil resiko untuk berbalik. Karena ombak akan menggulung mereka semua  jika mereka berbalik. Fara menangis keras,meminta perahu berbalik.
dikejauhan sana, Esa masih melambai-lambai minta pertolongan,sebelum ombak membawanya entah kemana,hingga Esa tidak pernah kembali lagi.
Esa. Merupakan cinta pertama Fara.


***
Aku terbangun dengan keringat mengucur deras,, aku melirik remote AC kelas. Suhu menunjukan 19derajat celcius. 
aku menyeka pipi yang mulai kusadari ternyata adalah airmata.
Seperti biasa,aku tertidur lagi didalam kelas, 
seperti biasa, aku bermimpi peristiwa yang sama .
peristiwa yang tidak pernah kulupakan
peristiwa yang merugikan semua orang
peristiwa itu. 
ulahku.

***
"Fara, stop untuk tertidur didalam kelas. Kamu slalu meriakkan nama Esa didalam mimpimu. Itu membuat anak-anak didalam kelas melirik kearahmu dengan tatapan prihatin tau, untung waktu itu Mark membangunkanmu. dan lebih beruntungnya kamu, itu adalah jam kosong pelajaran,kalo enggaa......."
"Guru-guru akan menegurku dan mungkin melayangkan tatapan prihatin juga ke arahku. begitu kan?"
aku memotong kalimat panjangnya Salsa.
Salsa melengos. aku tau dia khawatir terhadapku. Salsa juga merupkan salah satu dari orang yang ada dalam banana boat sialan itu.
"Fara.."
"hmm?"
"bukan sudah saatnya kamu mengikhlaskan segalanya,berhenti menyalahkan dirimu sendiri,dan....kembali bermain basket lagi?" 
aku menatap Salsa marah. 
"you wish" ujarku sambil meninggalkannya.

***
Pertandingan basket babak semifinal dimulai, sekarang kelasku malawan kelas 12ipa 2.
sudah kuduga,mereka pasti bisa tanpa aku, salsa bisa tanpa partnernya.
Mark selalu setia menemaniku menonton pertandingan ini di pojokan balkon kelas.
Mark juga salah satu orang yang ada didalam banana boat itu. 
"Fara,aku sudah tau semua alasan pensiunnya kamu di Basket"
aku segera beralih menatap Mark, dengan mata menusuk meminta penjelasan
"Maksudnya?"
"Kamu berhenti dengan alasan yang cengeng. Esa. yakan?"
"Maksud kamu apasih?"
"Fara,jangan berpura-pura lagi. Kamu berhenti karna Esa iyakan?"
"Kamu gatau apa-apa. jangan soktau"
"Kamu berhenti karna Esa gakada lagi disamping kamu,yang dulu slalu nemenin kamu latihan,main sama kamu,nyemangatin kamu dipinggir lapangan kalo kamu tanding.iyakan?"
aku nelangsa, Mark sangat berani berbicara yang langsung ke titik poin nya
"Kamu gatau rasanya! aku udah pernah nyoba untuk kembali. rasanya sakit Mark! kamu pikir,kamu bisa bersikap normal pas kamu main basket trus tiba-tiba kamu menoleh ke pinggir lapangan dan kamu cuman ngedapetin bayangan dia berdiri nyemangatin kamu?!" aku marah terhadap Mark,yang bisa seenaknya ngomong seperti itu

2tahun yang lalu sebelum kecelakaan...
"Fara ayo semangatt...kamu pasti bisa. yeaaaa!!" sorak lelaki itu bersemangat setelah melihat Fara yang berhasil mencetak three point.
sepanjang pertandingan berlangsung Fara slalu menengok kearah Esa. menengok kearah Esa seperti mendapat kekuatan baru.
"Kamu hebat ra" ujar Esa setelah pertandingan usai. Esa tampak letih berseri,yang masih berpakaian seragam putih biru demi menunggui dan memberi semangat pada Fara yang bertanding sampe sore menjelang.
"itu semua berkat kamu,aku gatau gimana jadinya kalo gak ada kamu.mungkin aku berhenti aja main basket."
"kamu jangan gitu dong,masa bergantung sama aku" Esa menatap Fara tidak suka,bagaimananpun Esa tidak mau jadi penyemangat sekaligus penjatuhnya Fara.

"Berarti bener, pantes Esa bikin surat itu" gumam Mark
"surat apa?Esa bikin apa?"jawabku menahan airmata yang mau tumpah
"ini" Mark menyodorkan sebuah kertas kecil terlipat "Esa menulis surat itu udah lama, katanya jaga-jaga kalo dia gabisa slalu ada buat kamu ra." Mark berujar lagi

Dearest Fara...
sebenernya aku udah lama pengen ngomong ini ke kamu.
tapi aku gaenak ngomongnya sama kamu ra.
jadi aku tulis aja disurat,yang entah kapan aku berani kasih ke kamu.
Ra,pas kamu bilang kalo gak ada aku disamping kamu,kamu bakal berhenti main basket
aku gabisa tidur ra,aku gabisa gakmikirin itu
aku gamau aku jadi penyemangat sekaligus penjatuhnya kamu.
kamu berbakat ra. kamu hebat bukan karena aku.
kamu hebat karena kamu yang membuat diri kamu jadi hebat.
Ra,kita kan masih remaja,aku takut aku gakbisa slalu ada buat kamu nanti
kamu harus tau ra, masih banyak yang slalu nyemangatin kamu untuk menjadi hebat
Mama kamu,Papa kamu,Abang kamu,Salsa, dan Mark....
Ra,Dont ever to Stop,please. 
for me.


hug.Esa

"Ra,aku slalu disini" ujar Mark pelan,bahkan hampir tidak terdengar.
kini aku mengerti,Mark menyukaiku.
aku menangis sejadi-jadinya. semua perasaan bercampur aduk.
Mark tidak beranjak dari tempatnya,ia terlihat menundukan kepala dalam-dalam . dengan setengah kekuatan aku menghampirinya. memeluknya, menumpahkan semuanya di pelukannya.
"Aku kembali Mark,demi Esa" isakku, namun entah mengapa merasakan sebuah perasaan lega yang luar biasa.

Dari kejauhan aku bisa melihat Salsa tersenyum senang sambil mengancungkan jempolnya untukku. 
sayup-sayup aku juga mendengar suara 
"Fara ayo semangat...kamu pasti bisa..."
itu pasti Esa.





the end





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar