Di tempat yang sama, dan akan selalu disini. Aku duduk bertopang dagu dekat jendela,menyaksikan daun-daun pohon semanggi berguguran.Cuaca sudah jelas sangat dingin, karena tidak terlihat anak-anak bermain dengan ceria dan cekatan seperti biasanya. Aku tersenyum. Momen itu selalu terulang...
***
Usiaku sekitar 8tahun,terlalu kecil untuk jatuh sakit. Tidak,bukan sakit demam atau flu musim dingin seperti yang kalian bayangkan. Tetapi ini Kanker hati.
Waktu kanak-kanak ku kuhabiskan dirumah sakit. Aku selalu marah pada Tuhan,aku berpikir dia pria yang jahat. Yang membuatku tidak bisa bermain dengan teman-temanku di musim panas. Yang hanya bisa menatap dari jendela kamarku-tentunya kamar rumahsakitku-ke arah luar.
Namun ternyata tuhan tidak sejahat yang aku pikirkan. Saat,genap 2 minggu aku dirumah sakit karena aku kembali muntah darah terus menerus,aku melihat pasien baru memasuki kamar disebelah kamarku. Aku sempat menengok sedikit ke arah kasur jalan. Seorang laki-laki seusiaku sedang tertidur pulas. Mungkin dia habis di Operasi.
"Karin kenapa diluar?bukankah kamu harus banyak-banyak istirahat?" salah seorang suster menghampiriku
"Karin bosan tidur terus sus, anak laki-laki tadi,bisakah aku menengoknya? Karin kan juga ingin punya teman"
"Tentu,tapi nanti ya sekarang dia sedang istirahat"
"dia sakit?"
"Ya dia sakit, sebaiknya suster antar Karin ke kamar ya, sebentar lagi sudah jam minum obat"
"melelahkan"
"Ya,suster tau"
***
aku membuka pintu kamar si laki-laki seusiaku itu dengan perlahan. Mengintip sebentar lalu sosok yang sedang tidur di tempat tidurnya itu bersuara dan nyaris membuatku terlonjak "Karin itukah kau?"
"hmm iya ini Karin" aku maju ke arahnya malu-malu
"senang mendapatkan teman sebaya di tempat yang tidak terduga" dan kulihat ia berusaha untuk duduk
"Tidak,jangan memaksakan untuk duduk."
"Kau tahu?aku kuat dan ini hal yang kecil. Aku tidak sekarat seperti yang kau pikirkan atau dokter pikirkan", dia tersenyum. Aku membalas tersenyum. Sekarang aku tidak ragu-ragu lagi.
"Jadi, mengapa kau bisa tahu namaku?" tanyaku padanya
"suster willis yang memberitahu" ujarnya senang
"Kau Theo?"
"kurasa begitu" ujarnya sambil tersenyum manis
"Aku senang mendapatkan teman,jadi hmm...apakah penyakitmu ini melarang kita untuk dapat bermain di taman rumah sakit?"
"Kau bercanda?Tidak pastinya,ayo bermain"
***
Hari ini merupakan hari pertama musim gugur, aku tahu udara sedikit dingin atau memang mulai dingin. Namun taman ini tidak pernah sepi, ya walaupun isi taman ini rata-rata pasien rumah sakit atau orang-orang yang ada kaitannya dengan orang sakit. Aku memutuskan memakai beanie dan sweater Theo berpakain yang sama walaupun kami tahu sweater kami terasa aneh dalam balutan baju rumah sakit
"Mau main kejar-kejaran?" usulnya
"tidak sayangnya, penyakitku melarangnya" ujarku
"Baik, bagaimana kita main petak umpet?" usulnya senang
"ide yang bagus"
kamu bermain sangat seru. Dan untuk pertama kalinya aku merasakan menjadi anak yang benar kanak-kanak. Dan aku, pertama kalinya merasakan 'cekatan' ada pada dalam tubuhku. Kami tertawa-tawa. seakan aku sudah merasakan "Aku sembuh,lihat!!!"
"Karin jangan terlalu lelah,ayo suster antar ke kamar,kita minum obat"
aku berhenti,Theo pun berhenti
"Theo,karin harus kembali ke kamar."
"Baiklah,besok kita harus bermain lagi. theo masih disini,tadinya tidak ingin. Tapi berkat ada karin,theo akan slalu disini.Besok theo yang menjemput karin ke kamar"
"Kamar kita bersebelahan,ingat?"
"Ya theo tau" ujarnya tersenyum manis sekali.
****
"Jadi, Theo sakit apa?" ujarku ketika ia menghampiri kamarku . dan disinilah kami,duduk dekat jendela dan sama-sama menatap bulan dan bintang. Aku sempat kaget ketika tengah malam ada yang mengetuk dan ternyata Theo masuk sambil bermuka masam. Ia bilang ia tidak bisa tidur. Dan dia merasa takut.
"Leukimia" ujarnya santai,nyaris tanpa beban saat mengucapkannya
"itu menyebalkan" ujarku
"Biasanya tidak sampai separah ini,biasanya theo masih beraktiftas normal. theo tidak pernah kerumah sakit,theo berobat dirumah. Dokter pribadiku slalu kerumah memberikan obat untukku.Namun entah mengapa, kemarin theo merasa lelah sekali dan ingin tidur,darah mengucur terus dari hidungku dan yaah... Dad langsung menggendongku ke mobil dan untuk kedua kalinya theo kerumah sakit."
"karinkenapa?" tanyanya padaku
"Aku?hmm ada yang salah dengan hati karin. orang dewasa menyebutnya kanker. Namun kata Mom,karin akan slalu baik-baik saja asal karin tidak terlalu lelah bahkan karin tidak boleh merasakan lelah, Mom bilang karin akan baik-baik saja dan hanya perlu menunggu donoran hati. Yahhh karin tidak pernah mengerti"
"karin lelah?"ujarnya
"sedikit" tidak,aku sangat lelah. ini sudah pukul 12 malam
"Ayo Theo antar tidur,theo akan menemani karin." aku senang mendengarnya
"terimakasih,theo bisa menjaga karin di sisi tempat tidur" ujarku sembari menarik selimut
"atau mungkin tidur bersama karin di sisi tempat tidur" , namun ternyata Theo lebih lelah dariku. Ia pulas sekali.
***
Ketika kondisiku dan Theo sudah dianggap baik oleh dokter kami harus pulang kerumah. Theo sering bermain kerumahku,aku juga sering bermain dirumahnya. Theo selalu bercerita banyak hal. Aku suka mengamati Theo, rambutnya tipis,kurus,pucat,kulitnya terdapat lebam-lebam. katanya itu efek dari leukimianya. Namun wajahnya selalu tampan.
Aku suka bersahabat dengan Theo.
Hari ini tepat tanggal 23 september, awal musim gugur. Kami merayakan ualngtahun Theo ke 16tahun.
Theo tampan sekali.Keluarga Theo sangat bersuka cita,karna Theo dapat bertahan hidup diluar perkiraan dokternya. Mereka merasakan keajaiban.
"Selamat ulangtahun" ujarku manis sambil menyodorkan kado cantik untuknya
"terimakasih tuan putri" ujarnya tersenyum, Theo memelukku. Aku tidak ingin kehilangannya. Atau kalau bisa,mari kehilangan bersama-sama.
"Kau tahu, Leukimia hampir 9tahun itu sangat luar biasa survivenya karena ada kamu" ujarnya dalam pelukanku
"kau tahu,Kanker hati hampir 9 tahun itu sangat luar biasa survivenya karena ada kamu juga" ujarku benar-benar bersyukur
"Kita belum mati" ujarnya lagi
"Ya memang belum"
"Mungkin nanti,bersama-sama..."
***
Namun setelah 2 minggu ulangtahun Theo, Theo terlihat sangat lemah. Ia mulai merasakan kesakitan luar biasa, Nyeri-nyeri, bahkan tak heran hidung selalu mengeluarkan darah begitu saja ketika kami sedang asyik mengobrol.
"Tidak,ini tidak apa-apa karin,sungguh" ujarnya sehabis membasuh hidungnya
"benar?"ujarku gugup
"Tentu" ujarnya santai namun raut kesakitan tetap terbaca jelas. Aku menahan tangisku. aku khawatir dengannya
"kau tahu?Mom memberi nama 'Theo' karna artinya anugerah Tuhan. Ia berharap aku bukan keturunan yang meneruskan penyakit Granpa. Namun,yaah.... aku merasakan aku bukan anugerah." ujarnya santai.
"Tidak,kau salah" aku mulai mengigit bibir. Theo sudah ngelantur. penyakitnya semakin parah
"Benarkah?benarkah aku salah?"
"Ya,karena kau anugerah terindah yang pernah kumiliki" tangisku pecah,dan Theo kembali tertidur tiba-tiba.Apakah Theo mendengarkan ucapanku barusan?"
*****
Theo selalu tertidur, sudah genap 2 minggu ini ia tidur dan tidak kunjung bangun.
Aku selalu menantinya disampingnya. Aku sudah sehat.
2 minggu yang lalu aku mengikuti operasi donor hati. Aku tidak perlu merasakan darahku sendiri lagi keluar dari mulutku. Aku bersyukur.
Namun Theo?
Dokter bilang leukimia belum ada obatnya, dan statistik menunjukkan. Sel darah merah Theo sudah hampir kalah dengan sel darah putihnya.
Malam itu,aku tidak bisa tidur.
Lalu tangan ku merasakan tangan Theo bergerak. Aku selalu memegang tangannya, berusaha meyakinkan untuk selalu menguatkannya
Theo terbangun,dengan nafas 1..2..3.. namun ia tersenyum. Matanya menyorotkan kelelahan. Sangat lelah.
"Aku lelah Karin"
"Tidak apa-apa, Tidurlah Theo.semuanya akan baik-baik saja"ujarku menahan tangis sambil mengusapnya, dan sedetik kemudian,mata Theo terpejam erat. Namun,senyuman itu tidak pernah beranjak dari sana.
****
Theo Xavier (penyelamat)
anugerah sekaligus penyelamat dalam hidupku.
Aku tidak pernah bisa melupakanmu saat musim gugur tiba.
Kau pasti bangga melihatku dari atas sana. Aku berusaha menjadi penyembuh penderita sesamamu sekarang.
Mungkin aku Tidak bisa menyembuhkan tubuh mereka,Namun aku bisa menyembuhkan jiwa-jiwa mereka.
we will meet our infinity
Love, Karin Victor(pemenang atas penyelamat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar