Selasa, 22 Juli 2014

Summer

Hai!namaku Achasia Agata. hobi mengoleksi semua barang berbau anime termasuk menonton  channel AXN sepanjang libur musim panas dan menggambar manga.
aku tidak pintar namun belakangan aku slalu mendengar gosip kalau aku anak yang sangat kritis,bawel,keras kepala,dan cupu.Itulah yang membuatku mempunyai banyak teman, walau sepertiganya hanya berusaha keliatan ramah.
Aku terkenal ceroboh dan terlalu bersemangat melakukan segala sesuatu hal. 
Namun, seperti pada kebanyakan cewek lainnya, 
mau seperti apa tipe dari masing-masing pribadi kami,tetap saja kami mendambakan seorang pangeran.
seperti aku. 
termasuk aku. 

*****
Aku menghafal setiap sifat dari teman-temanku. Ada yang datang ketika mereka hanya membutuhkan teman untuk ke toilet. Ada yang datang ketika mereka hanya membutuhkan salinan pr. Atau, hanya datang ketika aku adalah satu-satunya orang yang berotak kritis dan guru membutuhkan jawaban kritis seperti aku, tidak bermaksud sombong .

Tidak semuanya buruk,Aku mempunyai sahabat yang selalu ada untukku, Katt .
"Tidakkah kau pernah berpikir, kau begitu membenci kelas ini Chas? all of them was fake" ujar Katt ketika bel istirahat berdering
"ayolah Katt,tidak semuanya buruk. Kita hanya perlu mengatasi masa adaptasi di awal tahun sebagai murid senior."
"Kau benar,jadi kau ikut demo ekskul?"
"Iyaap"
" *Nihon benar kan?"  *nihon=ekskul bahasa jepang
"Tebakan yang bagus" ujarku sambil terus mengarsir gambar manga terbaruku
"Chas,aku hanya bilang. Pangeran yang selalu kau dambakan itu, selalu mengawasi dan melihatmu secara diam-diam" ujar Katt sambil berlalu sebelum aku mendongak
"KATTTT.." teriakku sekencang mungkin, aku menatap sekelilingku. Pangeran? sekelas denganku?
aku tidak pernah membayangkan pangeran seperti apa, bukan pangeran seperti di kisah cinderella atau beauty and the beast. Pangeran ini hanya sebatas julukan. 
kau tahu,ini adalah tahun pertamaku di kelas senior. Aku juga membutuhkan 'seseorang' untuk menghadiri homecoming atau setidaknya Valentine...
aku menatap sekelilingku, tidak ada siapa-siapa kecuali Alan. Si anak baru,ya memang kami semua anak baru namun, pengertian baru disini adalah Alan baru masuk kemarin. 
Alan pendiam, namun entah mengapa tim basket langsung menawarkan bangku kosong padanya dengan cuma-cuma. Meski penasaran,aku tidak terlalu ambil pusing.
Dan oh!!sedari tadi aku melihanya,dan kini dia melihat ke arahku.
sudah terlanjur, hamipiri saja lah
"Cash,kau Alan?"  ujarku sambil menarik tempat duduk ke arahnya.
" hmm ya, Alan."
"Kau tidak keluar?" ujarku sambil terus melanjutkan mangaku di atas meja Alan
"Ya mungkin sebentar lagi,aku hanya sedang mengisi ekskul apa yang harus ku isi" ujarnya sambil melihat mangaku
"Kau tim basket?ingat?"
"Bagaimana kau tahu?" ujarnya seperti terlihat senang, atau mungkin aku salah presepsi.
"teman-teman membicarakanmu setiap saat. Kau tidak makan di kantin?bersama tim basket yang lain?mereka menempati kursi anak populer disana" ujarku sambil menutup sketch book
"emm yaa, tidak. Bukan suatu hobiku. Aku lebih suka dikenal"
"Aku juga suka mengenalmu, sampai jumpa. aku berjanji kita akan mengobrol lagi nanti" ujarku sudah siap keluar karena kelas biologiku dimulai 10menit lagi
"Ya sampai jumpa, Cash" ujarnya melipat kertas ekskul. pada ahkirnya dia memang hanya akan menjadi anak basket saja.

****
Ucapan Katt selalu terngiang di telingaku, sudah kucoba untuk bertanya pada Katt siapa pangeran itu. pada suatu siang Katt hanya bilang "Kau harus mencari tau sendiri,itu cintamu masa harus aku yang menemukannya dan tinggal bilang saja padamu? ayolah Cash,ini senior bukan junior. Jangan terlalu memikirkan episode-episode kartun kesukaanmu di channel AXN, kau harus memikirkan pasangan Homecoming-mu nanti. Kau tidak mungkin datang sendirian kan?" ujarnya. Dan di sisi yang lain, Slalu ada Alan. 
mungkin hampir sepertiga jadwal kelas,aku selalu 1 kelas dengannya.
"Bagaimana dengan Alan?" ujarku hati-hati. Setiap cewek pasti ingin menggaet cowok populer. Alan? dia hanya suka dikenal. 
"Yappp!!bagus!! Alan si anak baru tim basket?"
"oh aku kira kau akan protes mengapa aku memilih si pendiam itu"
"Cash?" ujar Katt tiba-tiba dengan bermuka panik, ada apa dengannya? dia keracunan makanan kantin? 
"ada apa?" lalu aku mengikuti arah mata nya, dan ternyata Alan berdiri disana. di ambang pintu kelas Matematika dengan ransel tergantung panjang di punggungnya dan bola basketnya.
"Alan,aku tidak bermaksud" ujarku salah tingkah
"Tidak apa-apa,aku harus keluar" ujarnya berlalu,namun tatapan pedih itu ada disana. Benarkah itu tatapan pedih?"
Sementara Katt menatapku gusar, 
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, tadinya tak ingin,namun sekarang situasinya sudah lain"

***
Aku duduk menatap semburat-semburat matahari sore. Bukit kecil di tengah-tengah kota selalu menenangkan. 
Alan menyukaiku, sejak awal ia melihatku. Katt tahu itu.
Alan selalu tampak diam, karena ia sedang membatasi dirinya dengan dunia sosial.
disebabkan karena Mom nya meninggal belum lama ini.Katt bercerita, Alan bahkan tidak ingin sekolah tahun ini. 
Itulah alasan mengapa ia terlambat masuk dan agak suka membolos. khususnya di kelas Kimia. 
Kakak laki-laki Alan merupakan alumni sekolah kami dan mantan tim basket yang hebat, Kakak Alan meminta bantuan pengurus tim basket periode sekarang untuk menarik Alan masuk kedalam tim, karena ia tidak ingin adiknya yang berbakat itu harus mempunyai dinding dunianya sendiri.
Alan merupakan anak laki-laki paling akrab dengan Mom nya, apalagi Mom nya meninggal persis di pelukannya.
Aku merasa bersalah, aku satu-satunya cewek yang ia sukai yang setidaknya masih bernafas malah merendahkannya.
Sombong sekali aku, "Bodohnya kau Cash,kau kira kau cukup populer untuk dapat mengatai Alan seperti kemarin?" ucapku sendiri,kali ini air mataku tumpah sejadi-jadinya, 
"Kau bahkan lebih kuper dari Alan, kau keras kepala,ceroboh,sepertiga dari kawanmu berpura-pura menyukaimu,kau terlalu atraktif,lalu kau seenaknya mengatai Alan tanpa tau latar belakangnnya?" ucapku lagi sambil menutup wajahku, aku benar-benar malu
"Tidak,aku bukan teman yang berpura-pura menyukaimu. Aku menyukaimu" ujar suara berat itu,tunggu dulu,itu suara......
"Alan?"ujarku menatapnya nanar
"Ya ini Alan" ujarnya tersenyum
"Sejak kapan kau berdiri disana?" ujarku malu sekali
"sejak kau sedang membuat pengakuan dosa"ujarnya tersenyum jahil sembari beringsut duduk disebelahku, dia tidak marah padaku?
"Kau tidak marah padaku?" ujarku menundukkan kepala
"tidak, kau kan tidak tahu. itu wajar,orang yang tidak tahu aku pasti akan mengira hal yang sama" ujarnya sambil menegapkan kepalaku lagi
"Mengapa kau tahu aku ada disini?"
"Katt"
"dia teman yang menyebalkan"tawaku dan Alan ikut tertawa
"Jadi....,apa yang Katt bilang padaku itu benar?" 
"Yapp" ujarnya salah tingkah
aku mengambil bola basket ditangannya, dia terperangah
aku mengeluarkan spidol tinta perak dari dalam tas ku, dan menulis diatas bola basketnya:

"Aku juga menyukaimu Alan Clement, Stay with me ok? love, Achasia Agata :)"


jemarinya menggenggamku erat, hangat sekali. Ini musim panas paling hangat 

Senin, 21 Juli 2014

Faults

Merasa memiliki namun tidak sepenuhnya memiliki.
merasa nyaman seharusnya itu adalah perasaan yang terlarang.
Bagaimanakah caranya jatuh cinta?
ketika jatuh cinta saja begitu banyak syaratnya?
apakah pantas disebut jatuh cinta ketika ada syarat didalamnya?
Bagaimana tentang "perasaan" yang mengikutinya?
lebih akurat mana ketika jatuh cinta,sebaiknya mengikuti kata hati atau logika?
apakah kita bisa memilih atau bisa mengendalikan,ingin seseorang seperti apa yg kita perasai?
pada ahkirnya tidak bisa.
lalu siapa yang mengendalikan perasaan itu?
pada ahkirnya diri kitalah sendiri.
pada ahkirnya perasaan tidak bisa memilih pada siapa dimana kapan dan agama apa,ia dapat merasa nyaman.

apa yang mereka harapkan dari cinta beda agama?
pada ahkirnya tidak bisa bersatu.
bisa,tapi inginkah?

aku tidak pernah merasakan cinta dari hati.sesungguhnya belum.
cinta yang selama ini selalu datang dan pergi merupakan cinta logika.
karena aku selalu jatuh ke lubang yang sama
namun tidak untuk kali ini.
lagi-lagi,aku menggunakan logika untuk cinta.

Kamis, 17 Juli 2014

Autumn

Minggu terahkir dibulan September. 
Di tempat yang sama, dan akan selalu disini. Aku duduk bertopang dagu dekat jendela,menyaksikan daun-daun pohon semanggi berguguran.Cuaca sudah jelas sangat dingin, karena tidak terlihat anak-anak bermain dengan ceria dan cekatan seperti biasanya. Aku tersenyum. Momen itu selalu terulang...

***
Usiaku sekitar 8tahun,terlalu kecil untuk jatuh sakit. Tidak,bukan sakit demam atau flu musim dingin seperti yang kalian bayangkan. Tetapi ini Kanker hati.
Waktu kanak-kanak ku kuhabiskan dirumah sakit. Aku selalu marah pada Tuhan,aku berpikir dia pria yang jahat. Yang membuatku tidak bisa bermain dengan teman-temanku di musim panas. Yang hanya bisa menatap dari jendela kamarku-tentunya kamar rumahsakitku-ke arah luar.
Namun ternyata tuhan tidak sejahat yang aku pikirkan. Saat,genap 2 minggu aku dirumah sakit karena aku kembali muntah darah terus menerus,aku melihat pasien baru memasuki kamar disebelah kamarku. Aku sempat menengok sedikit ke arah kasur jalan. Seorang laki-laki seusiaku sedang tertidur pulas. Mungkin dia habis di Operasi.
"Karin kenapa diluar?bukankah kamu harus banyak-banyak istirahat?" salah  seorang suster menghampiriku
"Karin bosan tidur terus sus, anak laki-laki tadi,bisakah aku menengoknya? Karin kan juga ingin punya teman"
"Tentu,tapi nanti ya sekarang dia sedang istirahat"
"dia sakit?"
"Ya dia sakit, sebaiknya suster antar Karin ke kamar ya, sebentar lagi sudah jam minum obat"
"melelahkan"
"Ya,suster tau"

***
aku membuka pintu kamar si laki-laki seusiaku itu dengan perlahan. Mengintip sebentar lalu sosok yang sedang tidur di tempat tidurnya itu bersuara dan nyaris membuatku terlonjak "Karin itukah kau?"
"hmm iya ini Karin" aku maju ke arahnya malu-malu
"senang mendapatkan teman sebaya di tempat yang tidak terduga" dan kulihat ia berusaha untuk duduk
"Tidak,jangan memaksakan untuk duduk."
"Kau tahu?aku kuat dan ini hal yang kecil. Aku tidak sekarat seperti yang kau pikirkan atau dokter pikirkan", dia tersenyum. Aku membalas tersenyum. Sekarang aku tidak ragu-ragu lagi.
"Jadi, mengapa kau bisa tahu namaku?" tanyaku padanya
"suster willis yang memberitahu" ujarnya senang
"Kau Theo?"
"kurasa begitu" ujarnya sambil tersenyum manis
"Aku senang mendapatkan teman,jadi hmm...apakah penyakitmu ini melarang kita untuk dapat bermain di taman rumah sakit?"
"Kau bercanda?Tidak pastinya,ayo bermain"

***
Hari ini merupakan hari pertama musim gugur, aku tahu udara sedikit dingin atau memang mulai dingin. Namun taman ini tidak pernah sepi, ya walaupun isi taman ini rata-rata pasien rumah sakit atau orang-orang yang ada kaitannya dengan orang sakit. Aku memutuskan memakai beanie dan sweater Theo berpakain yang sama walaupun kami tahu sweater kami terasa aneh dalam balutan baju rumah sakit
"Mau main kejar-kejaran?" usulnya
"tidak sayangnya, penyakitku melarangnya" ujarku
"Baik, bagaimana kita main petak umpet?" usulnya senang
"ide yang bagus"
kamu bermain sangat seru. Dan untuk pertama kalinya aku merasakan menjadi anak yang benar kanak-kanak. Dan aku, pertama kalinya merasakan 'cekatan' ada pada dalam tubuhku. Kami tertawa-tawa. seakan aku sudah merasakan "Aku sembuh,lihat!!!"
"Karin jangan terlalu lelah,ayo suster antar ke kamar,kita minum obat"
aku berhenti,Theo pun berhenti
"Theo,karin harus kembali ke kamar."
"Baiklah,besok kita harus bermain lagi. theo masih disini,tadinya tidak ingin. Tapi berkat ada karin,theo akan slalu disini.Besok theo yang menjemput karin ke kamar"
"Kamar kita bersebelahan,ingat?"
"Ya theo tau" ujarnya tersenyum manis sekali.

****
"Jadi, Theo sakit apa?" ujarku ketika ia menghampiri kamarku . dan disinilah kami,duduk dekat jendela dan sama-sama menatap bulan dan bintang. Aku sempat kaget ketika tengah malam ada yang mengetuk dan ternyata Theo masuk sambil bermuka masam. Ia bilang ia tidak bisa tidur. Dan dia merasa takut. 
"Leukimia" ujarnya santai,nyaris tanpa beban saat mengucapkannya
"itu menyebalkan" ujarku
"Biasanya tidak sampai separah ini,biasanya theo masih beraktiftas normal. theo tidak pernah kerumah sakit,theo berobat dirumah. Dokter pribadiku slalu kerumah memberikan obat untukku.Namun  entah mengapa, kemarin theo merasa lelah sekali dan ingin tidur,darah mengucur terus dari hidungku dan yaah... Dad langsung menggendongku ke mobil dan untuk kedua kalinya theo kerumah sakit."
"karinkenapa?" tanyanya padaku
"Aku?hmm ada yang salah dengan hati karin. orang dewasa menyebutnya kanker. Namun kata Mom,karin akan slalu baik-baik saja asal karin tidak terlalu lelah bahkan karin tidak boleh merasakan lelah, Mom bilang karin  akan baik-baik saja dan hanya perlu menunggu donoran hati. Yahhh karin tidak pernah mengerti"
"karin lelah?"ujarnya
"sedikit" tidak,aku sangat lelah. ini sudah pukul 12 malam
"Ayo Theo antar tidur,theo akan menemani karin." aku senang mendengarnya
"terimakasih,theo bisa menjaga karin  di sisi tempat tidur" ujarku sembari menarik selimut
"atau mungkin tidur bersama karin di sisi tempat tidur" , namun ternyata Theo lebih lelah dariku. Ia pulas sekali.


***
Ketika kondisiku dan Theo sudah dianggap baik oleh dokter kami harus pulang kerumah. Theo sering bermain kerumahku,aku juga sering bermain dirumahnya. Theo selalu bercerita banyak hal. Aku suka mengamati Theo, rambutnya tipis,kurus,pucat,kulitnya terdapat lebam-lebam. katanya itu efek dari leukimianya. Namun wajahnya selalu tampan. 
Aku suka bersahabat dengan Theo. 
Hari ini tepat tanggal 23 september, awal musim gugur. Kami merayakan ualngtahun Theo ke 16tahun.
Theo tampan sekali.Keluarga Theo sangat bersuka cita,karna Theo dapat bertahan hidup diluar perkiraan dokternya. Mereka merasakan keajaiban.
"Selamat ulangtahun" ujarku manis sambil menyodorkan kado cantik untuknya
"terimakasih tuan putri" ujarnya tersenyum, Theo memelukku. Aku tidak ingin kehilangannya. Atau kalau bisa,mari kehilangan bersama-sama.
"Kau tahu, Leukimia hampir 9tahun itu sangat luar biasa survivenya karena ada kamu" ujarnya dalam pelukanku
"kau tahu,Kanker hati hampir 9 tahun itu sangat luar biasa survivenya karena ada kamu juga" ujarku benar-benar bersyukur
"Kita belum mati" ujarnya lagi
"Ya memang belum"
"Mungkin nanti,bersama-sama..."

***
Namun setelah 2 minggu ulangtahun Theo, Theo terlihat sangat lemah. Ia mulai merasakan kesakitan luar biasa, Nyeri-nyeri, bahkan tak heran hidung selalu mengeluarkan darah begitu saja ketika kami sedang asyik mengobrol.
"Tidak,ini tidak apa-apa karin,sungguh" ujarnya sehabis membasuh hidungnya
"benar?"ujarku gugup
"Tentu" ujarnya santai namun raut kesakitan tetap terbaca jelas. Aku menahan tangisku. aku khawatir dengannya
"kau tahu?Mom memberi nama 'Theo' karna artinya anugerah Tuhan. Ia berharap aku bukan keturunan yang meneruskan penyakit Granpa. Namun,yaah.... aku merasakan aku bukan anugerah." ujarnya santai. 
"Tidak,kau salah" aku mulai mengigit bibir. Theo sudah ngelantur. penyakitnya semakin parah
"Benarkah?benarkah aku salah?"
"Ya,karena kau anugerah terindah yang pernah kumiliki" tangisku pecah,dan Theo kembali tertidur tiba-tiba.Apakah Theo mendengarkan ucapanku barusan?"

*****
Theo selalu tertidur, sudah genap 2 minggu ini ia tidur dan tidak kunjung bangun.
Aku selalu menantinya disampingnya. Aku sudah sehat.
2 minggu yang lalu aku mengikuti operasi donor hati. Aku tidak perlu merasakan darahku sendiri lagi keluar dari mulutku. Aku bersyukur.
Namun Theo?
Dokter bilang leukimia belum ada obatnya, dan statistik menunjukkan. Sel darah merah Theo sudah hampir kalah dengan sel darah putihnya. 

Malam itu,aku tidak bisa tidur. 
Lalu tangan ku merasakan tangan Theo bergerak. Aku selalu memegang tangannya, berusaha meyakinkan untuk selalu menguatkannya
Theo terbangun,dengan nafas 1..2..3.. namun ia tersenyum. Matanya menyorotkan kelelahan. Sangat lelah.
"Aku lelah Karin"
"Tidak apa-apa, Tidurlah Theo.semuanya akan baik-baik saja"ujarku menahan tangis sambil mengusapnya, dan sedetik kemudian,mata Theo terpejam erat. Namun,senyuman itu tidak pernah beranjak dari sana.

****
Theo Xavier (penyelamat)
anugerah sekaligus penyelamat dalam hidupku.
Aku tidak pernah bisa melupakanmu saat musim gugur tiba.
Kau pasti bangga melihatku dari atas sana. Aku berusaha menjadi penyembuh penderita sesamamu sekarang. 
Mungkin aku Tidak bisa menyembuhkan tubuh mereka,Namun aku bisa menyembuhkan jiwa-jiwa mereka. 

we will meet our infinity
Love, Karin Victor(pemenang atas penyelamat)

Rabu, 30 April 2014

Short Story-- "Now Playing,Boys II men-Iris"

Peserta MOS berseliweran dihadapanku. Mereka merupakan anak-anak yang baru saja memasuki tingkat pendidikan SMA.
kakak-kakak panitia berlalu lalang diantara barisan-barisan anak-anak baru itu . Sebagian dari mereka mengecek barang bawaan MOS dari setiap siswa,ada juga yang sedang menggertak,dan dipinggir lapangan juga ada yang narsis, bahkan ada juga yang berlalu lalang tanpa pasti,seperti hendak menebar pesona.
aku tersenyum kaku. bodoh sekali mereka.
Terutama anak perempuan yang dikepang dua dengan pita warna warni itu.tidak tanggung-tanggung. pita itu berjumlah sangat banyak. 1..2..3..4...5..6..7..8..9..10..11..12..13..14..15..16..17..
totalnya ada 17pita warna warni dikepalanya. Seorang panitia sedang menggertaknya juga,karena kepangannya kurang tinggi. Aku ingin tertawa keras-keras, bodoh sekali.
"HEY KAMU YANG DISANA!KAMU PESERTA MOS JUGA KAN?CEPAT KESINI" , aku sedikit mengulum senyum datar. maka beranjaklah aku dan menghampiri kakak panitia yang meneriaku tadi.
sepertinya mereka akan mendapat sesuatu yang seru dariku....

***
"KAMU PESERTA MOS JUGA KAN?"
"Iya" jawabku sekenanya.
"MANA BARANG BAWAAN MOS KAMU?ALAT-ALAT MOS KAMU JUGA KEMANA?KENAPA TIDAK ADA?KENAPA KAMU HANYA MEMAKAI BAJU SERAGAM BIASA?"
"kakak banyak bertanya,saya harus jawab yang mana dulu?"
suasana tiba-tiba hening. Setiap aktifitas yang benar-benar terlihat ribet itu terhenti tiba-tiba. sudah dipastikan, ini pasti gara-gara dialogku dengan kakak panitia yang sok garang ini.
Kakak panitia sok garang itu tiba-tiba juga mengatupkan mulutnya. namun sejurus kemudian datanglah kakak panitia yang lain,perempuan. Malas sekali kalau perempuan.
"Kenapa hanya memakai seragam biasa?kamu bisa copot kupluk kamu tidak?",
aku mendesis pelan,namun tetap saja kulepas kupluk ku.
"Saya pindahan dari kota lain, yang mengurus pendaftaran saya itu Tente saya yang tinggal disini. Saya tidak tau. Tante saya apalagi" jawabku datar
ia terdiam. kemudian mulai berbicara lagi "Baik kalau begitu, tapi kamu tetap harus dihukum. Kamu harus rela di klimisin rambutnya dan dibikin rapi kayak peserta lain---"
aku tersenyum datar,itu saja?
"Tapi orang yang melakukan itu semua adalah anak perempuan yang dikepang 17 pita itu" lanjutnya berbisik licik tepat di daun telingaku sembari mengayunkan dagu nya ke arah cewe berpita 17 itu.
aku terbelalak, cewe bodoh itu?yang pita nya tadi kuhitung?
"SANA CEPAT" tiba-tiba ia memembentakku,
"Tidak usah pakai teriak-teriak kakak,saya dengar kok.saya belum tuli" ujarku sambil menaikkan kembali kupluk ku, dan berjalan menuju cewe berpita 17 itu. Sayup-sayup aku mendengar teriakannya lagi untuk menurunkan kuplukku.
Namun aku tidak mengindahkannya.Kan sudah kubilang, aku hanya mendengarnya sayup-sayup jadi untuk apa aku mengindahkan teriakannya?


"Siapa namamu?"
"gapunya nama" sahutku
disinilah aku, di ruang panitia mos dengan si cewe berpita 17 dan 2 orang panitia yang mengawasi di daun pintu.
"ah lagian gapenting juga buat aku" ujarnnya dan membuka kuplukku. aku terperangah
"Kok sembarangan sih buka-buka?"
"Aku kan ditugasin klimisin rambut kamu.kalau kamu masih memakai kupluk sweater kamu itu,gimana mau di klimisin?" ujarnya sebal
"Kamu tuh orang yang bikin repot di MOS hari pertama,kenapa juga sih mesti aku.udah cukup kali panitia-panitia sangar itu yang ngancurin mood,eh malah ada kamu lagi" lanjutnya sambil menggosok gel rambut
lalu mengusapnya ke rambutku. aku mendesis malas, tidak lagi..... mengapa begini.. cewe ini mengoleskan gel rambut seperti....ahh...
"udah cukup"sentakku mengagetkan dia, dia segera mengambil sisir rapat dan menyisirkan rambutku sampai terbentuknya klimis sialan ini. Namun sekali lagi,aku jadi teringat akan seseorang. Cara cewe ini menyisir rambutku lembut sekali.
tidak,tidak boleh,
kutepis tangannya segera,  dia tanpak terperangah.kaget sekali sepertinya
"Kalau gak disuruh kakak panitia,aku juga tidak mau" ujarnya setengah berteriak dan langsung berlari meninggalkanku.
alu tau,aku sudah bertindak sedikit kasar padanya. Tapi ini semua demi melindungi sebuah luka hati yang sudah setengahnya sudah mulai mengering.
aku tersenyum datar,
tidak,luka ini tidak pernah mengering. Tidak akan pernah mengering.

***
Masa Orientasi berjalan sangat cepat.
Aku sebagai bulan-bulannya pada acara itu. Aku senang, setidaknya aku berperan penting dalam suksesnya acara Masa Orientasi ini.
sebagai ritual wajib, setiap siswa harus mengumpulkan tanda tangan panitia-panitia senior.
aku mengamati mereka dengan lucu,ada saja yang rela dikerjai habis-habisan demi tanda tangan bodoh yang nantinya toh tidak berguna
namun tiba-tiba aku menangkap sosok cewe itu. cewe dengan 17pitanya yang sekarang terurai bergelombang selengan. tanpa pita bodonya.. dia juga tampak hanya mengamati kerumunan anak-anak yang ingin meminta tanda tangan.
aku menghampirinya,tidak tau angin apa yang menggerakkan kaki ku ke arah nya. sebelumnya,aku tidak pernah bergaul. pernah, tapi itu dulu sudah lama sekali
"Gak minta tanda tangan?"
"untuk apa?" dia balas bertanya,sepertinya dia tidak menyadari aku cowo yang membuatnya kesal lusa kemarin
"Gak takut dihukum?"
"enggak" jawabnya, dia belum menoleh
"maaf"ujarku begitu saja. kenapa denganku?aku tidak pernah begini. tiba-tiba saja aku meraskan perkelahian kecil di hati ku.
"tidak apa-apa. Kamu pasti punya alasan kenapa kamu kasar begitu.Tapi sekarang kamu gak kasar lagi kok,itu kamu berani meminta maaf dengan langsung. Aku baru ketemu cowo gentle yang berani minta maaf  secara langsung" ujarnya sambil tersenyum dan menoleh kepadaku.
Aku terperangah, jadi dia sadar daritadi aku adalah cowo yang membuatnya kesal lusa kemarin?bagaimana bisa?menoleh ke arahku saja tidak.
"Iya aku tau itu kamu yang membuat aku kesal lusa kemarin,aku bisa tau tanpa menoleh karena parfum pappermintmu"ujarnya santai,seperti membaca pikiranku.
"Namaku Iris, sudah ya...aku mau jajan dulu.daaah" katanya lagi sambil tersenyum.
lesung pipit itu...bola mata itu... teduh sekali. Rasanya aku ingin menarik kembali tangannya agar bisa menemaniku terus. aku kenapa?
aku menatap nanar punggung yang mulai menjauh itu, namun tiba-tiba ia berlari balik menuju ke arahku lagi
"Oh iya, Namamu Dareen kan?nama yang bagus" ujarnya dan langsung menuju kembali ke arah kerumunan cewe-cewe anak kelas 10 yang lain.
aku terkesiap,
dia tau namaku.
bukan itu saja, baru kali ini ada yang berhasil membuatku terpaku selain sosok itu...sosok yang slalu kurindukan,yang herannya sekarang cewe yang bernama Iris itu, mirip sekali dengannya...

***


My Dearest angel...

aku tau,kau pasti kecewa melihatku seperti ini. Aku tau dibalik kehidupan kekal surga yang damai itu,engkau sedih melihat sifat dan tingkah lakuku yang baru. Yang membuat semua orang slalu tidak suka padaku.
aku juga tau,kau pasti marah karena aku banyak berkelahi. kau pasti tidak suka melihat lebam-lebamku,namun aku tau,dilain sisi kau pasti ingin mengobati nya kan? aku juga ingin di obati lebam ini olehmu. 
aku juga tahu,kau pasti merasa letih melihat sikapku yang terus diam begini. 
Tapi,aku ingin menceritakan pengalamanku hari ini,karena hari ini benar-benar berbeda.
Aku menemukan sosok perempuan yang mirip denganmu. Berparas cantik sepertimu dengan rambut bergelombang dan mata nan teduh.
Aku selalu mengamatinya tanpa dia ketahui. Dia adalah gadis ceria yang sangat baik dan perhatian.
seberapa kerasnya aku cuek padanya,dia tetap menyapaku,menghampiriku.kadang dia juga bercerita tentang dirinya sendiri atau pengalaman yang membuat dia unmood. dia moody. sama kan sepertimu? 
Padahal aku tidak pernah berkomentar atau menyelipkan kata-kata pemghibur untuknnya, Tapi dia selalu datang padaku, Katanya, aku pendengar yang baik. 
Lama-lama dia berhasil membuatku seperti Dareen yang dulu. Dareen yang suka bercerita,Dareen yang suka tersenyum senang.Bahkan dengan kagetnya dia bisa membuatku tertawa. Aku belum pernah tertawa sejak kau pergi. 
Dia terlihat Senang sekali karna dapat membuatku tertawa. 
Bahkan bukan hanya tertawa,dia berhasil membuatku bercerita akan rahasiaku.
Mengapa aku suka memakai kupluk,dan aku menceritakan tentangmu padanya. Kau pasti mulai tersenyum di surga sana,Karena Dareen-mu telah kembali.
Hari ini aku ada janji dengannya untuk mengunjungimu. Dia ingin tau kau lebih lagi. 
Aku sayang Iris, tapi tenang saja. Aku lebih sayang kau kok,Mama....

your naughty son
Dareen Gavrielle


***
"Reeen...berhenti sebentar deh." Iris yang tadinya sedang cekikikan mendengar loluconku tiba-tiba menepuk lenganku pelan
"Kenapa?"ujarku langsung menepikan mobil
"Aku mau beli bunga Iris buat mama kamu" ujarnya polos. aku terenyuh, aku sayang sekali sama Iris.
"Baiklah,ayo" ujarku sambil mematikan mesin dan keluar dari mobil. Iris tidak pernah suka jika aku membukakan pintunya.dia .
Iris berjalan sangat cepat, "Iris jangan cepat-cepat"ujarku setengah berteriak karena dia sudah ingin menyebrang jalan menuju tempat penjual bunga iris
"Bunganya sudah mau habis,aku duluan ya..."
tiba-tiba saja sebuah mobil melaju sangat cepat,Iris juga berjalan sangat cepat.
aku tiba-tiba pusing dan mual, Iris akan.... mobil itu...
"Iris...awas....Iris..."Teriakku frustasi,
tidak,tidak,tidak kali ini. aku tidak ingin kehilangan yang aku sayangi untuk kedua kalinya dengan cara yang sama.
Tanpa pikir panjang,aku berlari cepat ke arahnya. Ketika Iris benar-benar terpaku karena lajunya mobil semakin cepat ke arahnya,aku menghampirinya. dan mendorong tubuhnya dari sana.
Iris berteriak.
selanjutnya yang kudapati hanyalah badanku yang telentang bebas di atas jalanan beraspal keras. aku melihat darahku berceceran.
Iris menangis berteriak.
Namun aku tersenyum, aku berhasil menyelamatkannya. Kamu hidup.
Namun tiba-tiba pandanganku mengabur. secercah cahaya putih menyilaukan menghampiriku
.aku segera berdiri. Aku mati?
namun tiba-tiba sosok yang beratahun-tahun kurindukan itu,muncul dihadapanku dengan senyumannya yang membuatku merasa benar-benar 'pulang ke rumah'.
"Mama"ujarku senang dan menghampirinya...


*****

My Dearest  Gabrielle Iris

Iris,bunga iris sangat cantik,sama sepertimu..

Aku sayang padamu.
Aku senang dapat bertemu kembali dengan Mama.
Iris..jangan menangis terus.
aku ingin melihatmu tersenyum lagi. 
kamu harus tau,aku tidak pernah meninggalkanmu.Aku slalu disini.
Seperti yang kamu tau 'Iris', kamu penyambung antara bumi dan surgaku.
Terimakasih atas harapan-harapan baik yang selalu kamu berikan untukku.
Dilain waktu kita pasti bisa bertemu kembali.seperti aku dengan mama sekarang.
Aku sayang kamu Iris..terimakasih bunga iris putih yang kau letakkan di rumah terahkirku.
Aku menyayangimu.

Love you always
Dareen Gavrielle


Sabtu, 02 November 2013

Dont ever to Stop

Classmeeting baru saja akan dimulai ,lantaran Ujian tengah Semester yang baru saja usai. Semua teman-temanku menyambutnya sangat bahagia. Mereka pasti akan berebutan untuk masuk  tim basket atau futsal untuk mewakilkan kelas mereka. 
Opening Classmeet sudah sejam berlalu, dengan futsal sebagai pembuka pertandingan pertama.
sekarang giliran basket, yaitu kelasku melawan kelas 11ips 1.
Aku tersenyum masam,melihat segerombolan teman-teman kelasku yang mulai berkumpul untuk berdoa samasama,berikut yelyel untuk memberi semangat.
Bagaimanapun aku pernah terlibat didalamnya
.
Salsa dibawah sana sedang menatapku dengan kecewa.
Salsa bilang,aku adalah partner basketnya yang paling keren dan asik.
Tapi,sekarang. aku memutuskan tidak akan pernah main lagi.  tidak akan. 
tidak akan lagi.

"Fara, kenapa kamu gak ikut?kenapa kamu memilih hanya berdiri disini. dulu basket adalah sebagian dari kamu kan?" , pertanyaan Mark begitu hati-hati yang ditujukan untukku. 
semua temanku kecewa terhadapku, sebagian dari mereka kesal. Mereka merasa aku sangat jago dan ahkirnya memilih sombong untuk tidak ikut pertandingan .
apalagi aku tidak memberitahukan alsannya pada mereka. hanya salsa yang tau.
mereka tidak perlu tau.
"Aku hanya pensiun" jawabku sekenanya.
seperti biasa, lagi-lagi. Mark  menatap dengan kecewa kearahku.



***
"Esaaa,kita naik banana boat yukk"  teriak seorang perempuan dipesisir pantai, ombak kali ini mungkin memang cukup besar, namun tidak mnyurutkan niat 7 anak-anak yang beranjak remaja itu untuk menaiki banana boat.
"Tapi ra,ombaknya kayaknya kenceng banget ya?" ujar seorang laki-laki yang dipanggil Esa .
"Tapi,tadi aku udah nanya sama mas-masnya disana.katanya bisa kok" Fara meyakinkan. 
Esa masih terlihat ragu,namun tetap memangil teman-temannya untuk bergabung.
setelah mereka sudah siap dengan berbagai alat keselamatan yang mereka kenakan, banana boat mulai meluncur. sejuta tawa dan teriakan kesenangan terdengar begitu meriah.
Tibalah saatnya Banana boat menjatuhkan para penumpangnya, 
mereka semua jatuh dan tertawa-tawa kesenangan. ini merupakan bagian kesukaannya Fara.
namun tiba-tiba ombak sangat besar datang menggulung, cepat-cepat mereka segera naik ke Banana boat,tapi Esa tertinggal.
saat ia ingin naik,dengan setengah kaki masih di dalam air,Banana boat lepas landas.
alhasil Esa terjatuh kembali. Fara berteriak kencang bahwa Esa terjatuh dan tertinggal.
Tapi mas-mas pengemudi perahu yang menggiring banana boat itu tidak ingin ambil resiko untuk berbalik. Karena ombak akan menggulung mereka semua  jika mereka berbalik. Fara menangis keras,meminta perahu berbalik.
dikejauhan sana, Esa masih melambai-lambai minta pertolongan,sebelum ombak membawanya entah kemana,hingga Esa tidak pernah kembali lagi.
Esa. Merupakan cinta pertama Fara.


***
Aku terbangun dengan keringat mengucur deras,, aku melirik remote AC kelas. Suhu menunjukan 19derajat celcius. 
aku menyeka pipi yang mulai kusadari ternyata adalah airmata.
Seperti biasa,aku tertidur lagi didalam kelas, 
seperti biasa, aku bermimpi peristiwa yang sama .
peristiwa yang tidak pernah kulupakan
peristiwa yang merugikan semua orang
peristiwa itu. 
ulahku.

***
"Fara, stop untuk tertidur didalam kelas. Kamu slalu meriakkan nama Esa didalam mimpimu. Itu membuat anak-anak didalam kelas melirik kearahmu dengan tatapan prihatin tau, untung waktu itu Mark membangunkanmu. dan lebih beruntungnya kamu, itu adalah jam kosong pelajaran,kalo enggaa......."
"Guru-guru akan menegurku dan mungkin melayangkan tatapan prihatin juga ke arahku. begitu kan?"
aku memotong kalimat panjangnya Salsa.
Salsa melengos. aku tau dia khawatir terhadapku. Salsa juga merupkan salah satu dari orang yang ada dalam banana boat sialan itu.
"Fara.."
"hmm?"
"bukan sudah saatnya kamu mengikhlaskan segalanya,berhenti menyalahkan dirimu sendiri,dan....kembali bermain basket lagi?" 
aku menatap Salsa marah. 
"you wish" ujarku sambil meninggalkannya.

***
Pertandingan basket babak semifinal dimulai, sekarang kelasku malawan kelas 12ipa 2.
sudah kuduga,mereka pasti bisa tanpa aku, salsa bisa tanpa partnernya.
Mark selalu setia menemaniku menonton pertandingan ini di pojokan balkon kelas.
Mark juga salah satu orang yang ada didalam banana boat itu. 
"Fara,aku sudah tau semua alasan pensiunnya kamu di Basket"
aku segera beralih menatap Mark, dengan mata menusuk meminta penjelasan
"Maksudnya?"
"Kamu berhenti dengan alasan yang cengeng. Esa. yakan?"
"Maksud kamu apasih?"
"Fara,jangan berpura-pura lagi. Kamu berhenti karna Esa iyakan?"
"Kamu gatau apa-apa. jangan soktau"
"Kamu berhenti karna Esa gakada lagi disamping kamu,yang dulu slalu nemenin kamu latihan,main sama kamu,nyemangatin kamu dipinggir lapangan kalo kamu tanding.iyakan?"
aku nelangsa, Mark sangat berani berbicara yang langsung ke titik poin nya
"Kamu gatau rasanya! aku udah pernah nyoba untuk kembali. rasanya sakit Mark! kamu pikir,kamu bisa bersikap normal pas kamu main basket trus tiba-tiba kamu menoleh ke pinggir lapangan dan kamu cuman ngedapetin bayangan dia berdiri nyemangatin kamu?!" aku marah terhadap Mark,yang bisa seenaknya ngomong seperti itu

2tahun yang lalu sebelum kecelakaan...
"Fara ayo semangatt...kamu pasti bisa. yeaaaa!!" sorak lelaki itu bersemangat setelah melihat Fara yang berhasil mencetak three point.
sepanjang pertandingan berlangsung Fara slalu menengok kearah Esa. menengok kearah Esa seperti mendapat kekuatan baru.
"Kamu hebat ra" ujar Esa setelah pertandingan usai. Esa tampak letih berseri,yang masih berpakaian seragam putih biru demi menunggui dan memberi semangat pada Fara yang bertanding sampe sore menjelang.
"itu semua berkat kamu,aku gatau gimana jadinya kalo gak ada kamu.mungkin aku berhenti aja main basket."
"kamu jangan gitu dong,masa bergantung sama aku" Esa menatap Fara tidak suka,bagaimananpun Esa tidak mau jadi penyemangat sekaligus penjatuhnya Fara.

"Berarti bener, pantes Esa bikin surat itu" gumam Mark
"surat apa?Esa bikin apa?"jawabku menahan airmata yang mau tumpah
"ini" Mark menyodorkan sebuah kertas kecil terlipat "Esa menulis surat itu udah lama, katanya jaga-jaga kalo dia gabisa slalu ada buat kamu ra." Mark berujar lagi

Dearest Fara...
sebenernya aku udah lama pengen ngomong ini ke kamu.
tapi aku gaenak ngomongnya sama kamu ra.
jadi aku tulis aja disurat,yang entah kapan aku berani kasih ke kamu.
Ra,pas kamu bilang kalo gak ada aku disamping kamu,kamu bakal berhenti main basket
aku gabisa tidur ra,aku gabisa gakmikirin itu
aku gamau aku jadi penyemangat sekaligus penjatuhnya kamu.
kamu berbakat ra. kamu hebat bukan karena aku.
kamu hebat karena kamu yang membuat diri kamu jadi hebat.
Ra,kita kan masih remaja,aku takut aku gakbisa slalu ada buat kamu nanti
kamu harus tau ra, masih banyak yang slalu nyemangatin kamu untuk menjadi hebat
Mama kamu,Papa kamu,Abang kamu,Salsa, dan Mark....
Ra,Dont ever to Stop,please. 
for me.


hug.Esa

"Ra,aku slalu disini" ujar Mark pelan,bahkan hampir tidak terdengar.
kini aku mengerti,Mark menyukaiku.
aku menangis sejadi-jadinya. semua perasaan bercampur aduk.
Mark tidak beranjak dari tempatnya,ia terlihat menundukan kepala dalam-dalam . dengan setengah kekuatan aku menghampirinya. memeluknya, menumpahkan semuanya di pelukannya.
"Aku kembali Mark,demi Esa" isakku, namun entah mengapa merasakan sebuah perasaan lega yang luar biasa.

Dari kejauhan aku bisa melihat Salsa tersenyum senang sambil mengancungkan jempolnya untukku. 
sayup-sayup aku juga mendengar suara 
"Fara ayo semangat...kamu pasti bisa..."
itu pasti Esa.





the end





 

Jumat, 11 Oktober 2013

I was Enchanted to meet you

AKU.
aku bukan secret admirrer mu
aku juga bukan temanmu
Aku tau kamu hanya sebatas namamu
kamu tau aku juga hanya sebatas namaku.
TAPI
Tapi kamu mengesankan,kamu tiba-tiba membuat sebuah perasaan "Enchanted" , yang belakangan aku tau, aku tidak pernah merasakannya lagi sejak 6 bulan ini.
Tapi tiba-tiba sosokmu hadir,
Aku pikir aku hanya terpesona denganmu,seperti cewe-cewe normal yang lain jika bertemu dengan cowo-cowo yang ganteng.
Tapi tidak sepenuhmya benar. 
aku suka melihatmu, jika kamu lewat aku pasti akan tersenyum-senyum sendiri.

Waktu itu,hari senin. 
mendung yang tidak berujung hujan,namun menimbulkan angin yang kencang.
aku berdiri di balkon kelas  yang terletak di lantai 2, sejuk sekali.
tiba-tiba kamu muncul begitupun dengan temanmu.
aku tersenyum-senyum senang,tapi segera kutahan. aku tidak mau terlihat konyol didepanmu.
Bagaimanapun aku tidak ingin terlihat 'aku-suka-sama-kamu'.
jadi aku setenang mungkin berdiri di sampingmu melihat-lihat pemandangan yang tidak jelas sebenarnya apa sedang kulihat.
Kami berdiri dalam diam, seperti ingin berbicara dengan cara telapati.
sesekali kamu mengobrol dengan teman disampingmu.
diam-diam aku amati kamu, wajahmu tidak pernah terlihat tersenyum, bahkan sepertinya terkesan sangat cuek.
tapi aku suka.
i'd like a little tings about you.
ada sekitar 15menit kami berdiri dalam diam,tapi aku sangat menikmatinya. Rasanya nyaman.
tidak berapa lama, bel masuk berbunyi,membuat kita harus menyudahi berdiri-dalam-diam ini.
aku menyukainya,sangat menyukainya. walau hanya berdiri dalam diam. tidak disapa atau menyapa.tapi aku menyukainya.


Apa yang membuatku suka dengannya?
karna dia tampan?
karna dia tinggi?
karna dia pintar?
karna dipikirr-pikir aku tidak pernah berbicara dengannya'
aku tidak pernah disapa olehnya atau saling menyapa
aku tidak sekelas dengannya.
how's funny,you can love someone, actually you never talk with him or being close with him.
Jadi disinilah aku.
yang hanya bisa memandangmu dari jauh
menstalking timeline twitter kamu
yang akan mencari sosokmu ketika pulang sekolah
yang sangat senang jika tiba-tiba aku melihatmu melirikku.
i'd love being do that.
Tapi aku bukan semacam secret admirrer mu.
bukan orang yang memujamu dan dengan noraknya menunjukanya padamu
bukan.
aku berbeda.
i was enchanting to meet you
i just wanna be your friend
i just wanna be your someone who close with
and i just wanna you make me be yours.


Jumat, 30 Agustus 2013

Dia adalah Malaikat

Aku dan Rian akan menjalani hari pertama menjadi siswa SMA sekarang, dan sayangnya aku tidak sekelas dengan Rian.
Rian merupakan temanku dari kecil, rumah kami berdekatan dan kami selalu menghabiskan waktu bersama.
sewaktu SMP,kami memiliki prestasi yang besar sehingga kami berkesempatan melanjutkan SMA negri terfavorit di daerah kami.
"yahh,baru kali ini nih kita ga sekelas " ujarku kesal,sembari duduk dibawah bangku memutar yang tengah-tengahnya terdapat pohon beringin yang teduh.
"iyanihh,yasudah gapapa nanti aku selalu samperin kamu ke kelas kamu kok" , Rian tersenyum sambil mengacak-ngacak rambutku.
aku balas tersenyum.
Dulu sewaktu kami masih SMP, pernah ada yang bilang Rian menyukaiku. Tapi aku tak menggubrisnya. 
kami kan sahabat. Masa sahabat jadi cinta?

***
Sebalnya ga sekelas sama Rian begini, Aku jadi duduk sendiri. Bingung mau apa, aku jadi mencoret-coret kertas memakai spidol. 
Aku menuliskan namaku dan Rian, saat sedang ingin menggroeskan nama Rian, tiba-tiba aku tersengggol seseorang,sehingga tinta spidol itu tergores abstrak. 
Merasa kesal,aku langsung mendamprat orang ini
"Hey,liat-liat dong!!" , ketika mengetahui ternyata seorang laki-laki. 
Bukannya minta maaf,cowo itu acuh dan meninggalkanku. Melihat sikapnya,aku langsung mengejarnya dan menepuk-nepuk punggungnya
"Lo tau gak sih,lo salah apa? Lo gadiajarin sama orangtua ya,kalo berbuat salah harus minta maaf??"
dia menoleh kebelakang dan langsung menatapku tepat di manik mata. 
cowo ini memag tampan, tapi sayangnya rese!!
"itu cuman kecoret kan?emang penting ya? lagian lo juga cuman nulis nama pacar lo doang kan?ckck"
mendengar itu,rasa emosiku langsung mencapai titik didih yang paling tinggi. ubun-ubun ini rasanya seperti akan mengeluarkan asap
"Hihhh,loh tuh yaaaaa" baru saja tangan ini ingin menjitak kepala cowo itu, tiba-tiba seorang guru masuk dan langsung mengentak-ngentakkan penghapus papan tulis ke meja,membuat aku tersadar sedari tadi aku dan si cowo rese ini menjadi bahan tontonan anak-anak baru.
"cukup!!Kalian kenapa baru hari pertama sudah berantem begini, siapa nama kamu??" ibu guru itu mengarahkan dagunya ke arah ku
"Saya Chiara bu" ucapku sambil tetunduk malu. Sadar,aku sudah melakukan tindakan kekanak-kekanakkan
"dan kamu??" ucap ibu guru itu lagi,kali ini mengarahkan ke arah cowo rese itu.
"Saya Ray bu:
"Kalian sudah saling kenal?"
"Belum bu" aku yang menjawab
"Tapi kenapa bisa berantam?ayo lekas minta maaf". Ih,ogah banget, sudah jelas dia yang salah!
tidak ada yang memulai untuk mengulurkan tangan, baik aku atau si Ray-Ray itu.
"Cepat!!,kamu Ray cepat minta maaf,kamu laki-laki harus bisa lebih dewasa!", 
Ray mengulurkan tangannya, aku cukup kesal dengan orang ini, jadi aku sekedar menyentuh jarinya dan langsung duduk dikursiku.
Masalah dianggap selesai.
"Kamu duduk dimana Ray?" tanya guru itu lagi, Ray hanya menggeleng. Sejauh ini kursi memang sudah full terisi.
"tunggu apalagi?segera duduk disamping chiara," guru itu mulai tampak tidak sabaran dengan Ray.
tunggu tunggu. apa?duduk denganku?
"bu,saya protes!"
"hey chiara tidak ada protes-protes. Kamu Ray,cepat duduk! saya tidak mau hari pertama menjadi berjalan terhambat karena kalian berdua"
aku tau,Ray juga kesal karena terpaksa harus duduk denganku, haha tapi aku jauhhhhh lebih kesal 
"Lo itu rese!" bisikku ke tepat di telinganya.

***
"Kamu duduk dengan siapa yan?" tanyaku sepulang sekolah,kami berdua sedang duduk di dermaga danau.
ini merupakan tempat favorit kami berdua.
"hmm cowo,namanya sandy. Kamu?" 
"nah itu!!aku keselll banget, aku duduk sama cowo namanya Ray. tadi pagi aku berantem sama dia" 
"kamu berantem?kenapa?emang kamu kenal dia?dia ngapain kamu?tapi kok berantem bisa duduk sebangku?"
"iya,bu Sekar yang nyuruh dia duduk sama aku, dan gaboleh pindah-pindah. Katanya sih biar akur. ah aku kesel banget dehhhhh" aku menekuk mukaku,
Rian mencubit pipiku "ntar kesel-kesel jadi suka lohh" ujar rian menggodaku, 
"aku suka sama dia?mending aku suka sama kamu....."

***
Hari-hari yang aku lewati dengan teman sebangku bernama Ray ini kayak di neraka, setiap hari ada saja bahan jailannya buatku. Tapi aku juga selalu membalasnya. 
dari menaruh pasir kedalam tasnya, menghilangkan buku pr nya, mecoreti jidatnya sewaktu dia tertidur.
oiya,fakta unik dari Ray, dia selalu terlihat sendirian,mudah tertidur, dan wajahnya selalu seperti sedang kesakitan ataupun kecapean.
bibirnya pucat putih. dan tidak banyak mengikuti kegiatan-kegiatan , termasuk olahraga.
seperti saat ini, dia hanya sekedar mengganti bajunya dan duduk di pinggir lapangan. Anehnya pak Anton tak pernah marah dengan Ray,karna Ray selalu hanya duduk ketika jam pelajarannya. Tidak melakukan kegiatan olahraga apapun.
"Eh,aduh gelangku mana yaa" aku baru menyadari gelangku tidak ada di kolong meja. tadi aku melepaskannya ketika akan ganti baju
"kenapa ra?" tanya vaness,salah satu dari temanku
"gelangku hilang ness," ucapku panik sambil mencari-cari kalang kabut. Bukan apa-apa,itu gelang hadiah ulangtahun dari Rian dan bandulnya lucu sekali. 
"hmm yang kayak gimana gelangnya?"
"warna biru donker trus ada bandul bentuknya Kunci G" 
"loh itu bukannya yang diambil Ray ya?"
aku langsung menganggkat kepalaku. dan langsung mencari Ray
kali ini aku sudah muak dengannya,aku ingin memuntahkan semua rasa kesalku padanya hari ini juga.
"Balikin gelang gue!!" ucapku ketus
"gelang yang mana?" ucapnya datar, hihh rasanya pengen diremukin
"Balikin sekarang!!"
"Ngga"
"kenapa ngga??itu kan punya guee"
Ray hanya diam dan menatapku. 
"ngga"jawabnnya penuh penekanan
"lo tuh kenapa sih suka banget bikin gue kesel. emang gue salah apa sih,sampe gue harus terus dikerjain.kok lo jadi cowo jahat banget sih" aku hampir menangis,bulir-bulir airmata sudah benar-benar ingin meluncur turun. aku bukannya cengeng,tapi ini sudah titik terahkir dari batas kesabaranku.
"hey jangan menangis,iya iya tunggu sebentar. tapi jangan menangis ya?" Ray terlihat gugup dan panik. aku sempat heran,kenapa tiba-tiba dia jadi lunak kayak gini
ketika Ray akan berbalik untuk mengambillkan gelangku yang tidak jelas letaknnya dimana,tiba-tiba lemparan kencang bola basket entah dari arah mana mengenai tubuh Ray.
sesaat aku mendengar erangan Ray, dan sepersekian detik kemudian Ray ambruk kebelakang yang langsung mau tidak mau mengenai badanku yang tepat ada dibelakangnya,aku ikut terjatuh sembari memegang badan Ray,berusaha menahannya namun alhasil tetap jatuh tersungkur ke tanah.
kepala Ray pas sekali ada di pahaku saat ini,
aku melihat mata Ray tertutup dan tangannya memegang pas didaerah bagian dadanya, di seputar tempat organ jantung diam disana.
antara panik dan takut, takut ini adalah sebagian dari tak tik jahilannya. Lagian dia kan hanya terkena gebokan bola kenapa sampe pingsan begini?
"Ray bangunn, jangan menjahiliku dengan cara kayak gini dong. bangunn" ucapku menepuk-nepuk pipinya. tidak ada respon, selain tekanan nafas Ray yang perlahan-lahan berubah menajdi lambat.
"Ray bangunn," aku jadi semakin khawatir dan panik,
orang-orang mulai ramai mengelilimgiku dan Ray, Pak Anton segera datang dan wajahnya sangat panik . sangat panik untuk ukuran guru olahraga setegas dia.
"Cepat bantu saya cepat ini daruratt" beberapa anak-anak laki-laki mulai membantu membopong. dan dengan tiba-tibanya aku refleks mengikuti sekerumunan orang yang membopong Ray.
Dan tidak disangkanya,Ray langsung dilarikan ke rumah sakit.
aku bingung, Ray itu kenapa. apa dia mempunyai asma akut?atau apaa???

***
Menit-menit sesudahnya aku sudah duduk dibangku tunggu rumah sakit bersama Rian,pak Anton,Bu sekar,dan keluarganya Ray.
daritadi aku memperhatikan keluarga Ray. 
apakah ini ayah dan ibunya?tapi kenapa ekspresi wajah ketakutan lebih mendominasi di wajah kakeknya dari pada ayah ibunya?
"Kamu pacarnya Ray?" tanya salah satu wanita yang mungkin kutebak itu adalah ibunya 
"bukan tante,saya hanya teman sebangkunya dan kebetulan Ray tadi pingsannya di...hmm didekat saya"
wanita itu mengangguk
"Nama kamu siapa nak?"
"Saya Chiara tante, maaf tante kalau boleh tau Ray itu kenapa?"
"Maaf pasti daritadi kamu bingung ya, sebenarnya ini rahasia Ray. Tapi...kebetulan kamu adalah teman sebangkunya kamu juga harus tau"
aku benar-benar bingung sekali, kenapa harus ada rahasia-rahasiaan?
"Ray lahir dengan jantung yang lemah,sangat lemah. ini dikarenakan sewaktu ibunya mengandung dia,ibunya mempunyai penyakit dan persoalan yang sama"
ibunya?ibunyaa? jadi wanita ini....
"maaf tante bukan...?"
"iya chiara,saya bukan ibunya saya tantenya. ibunya sudah meninggal sewaktu melahirkan dia, yang kemudian 9tahun sesudahnya disusul ayahnya.
aku terbujur kaku, seketika udara menjadi dingin. apakah benar semua pernyataan tadi?
aku nelangsa,merasa bersalah ketika mengucapkan kata-kata  'Lo gadiajarin sama orangtua ya,kalo berbuat salah harus minta maaf??' sewaktu aku berantem pertama kali dengannya
aku benar-benar ingin menangis.
semua fakta unik yang aku temukan darinya adalah sebuah alasan atas lemahnya jantung Ray.
"jadi keadaan Ray sekarang bagaimana tante?"
"kami selalu mengharapkan keajaiban terjadi.Minimal,seorang malaikat menolongnya untuk bertahan hidup"

***
"Aku tidak bermaksud membuatmu menangis, aku tidak bermaksud menjadi cowo jahat dimatamu. Aku mengambil gelangmu karena aku tadi melihat vaness ingin mencuri gelangmu, aku bermaksud ingin menggagalkan rencananya" 
kata-kata Ray terngiang dikepalaku, sewaktu dia siuman itulah kata-kata pertamanya.Bukan kata-kata yang menjelaskan betapa sakitnya jantungnya ketika digebok bola sekeras bola basket
"Rian, apakah Ray akan sembuh?"
"aku tidak tau"
"aku merasakan kekhawatiran yang benar-benar sesak" ujarku sambil menangis tanpa suara
"Chiara,itu artinya kamu menyukainya. menyayanginya........."

***
Ray selalu mencoba menjadi lelaki remaja normal, dia ingin sekolah seperti yang lain, dia tidak pernah ingin terlihat lemah,terlihat sakit.
Ray masih terus harus dirawat, kalian tidak akan pernah tau betapa bagusnya kamar vip rumah sakit Ray.
terdapat balkon yang mengarah pada pandangan luas yang sekarang telah menajdi ladang perindustrian.
Hari itu,aku mejaga nya sepanjang malam di kamar rumah sakitnya.
aku tidak menyadari,betapa aku sayang padanya,betapa aku ingin dia benar-benar sembuh dan setidaknya menajadi Ray yang rese lagi.
Seperti biasa,aku menjaga nya ditemani Rian.
Hari itu aku tertidur larut malam dan tiba-tiba bermimpi,aku seperti melihat sosok malaikat bersayap megah berdiri di  pintu balkon,aku tak ingat kapan pernahnya pintu itu terbuka.
Seperti kenyataan,aku menghamipiri malaikat itu, dan wajahnya mirip Ray. Bahkan aku curiga kalau itu Ray, tapi sekali lagi ini seperti diambang mimpi dan kenyataan.
"Sedang apa berdiri disini?apakah kamu tidak terbang mencari surgamu?" aku menegurnya,antara terpukau akan cahaya yang terselip dari sayap-sayap malaikat itu atau takut
"diluar terlalu dingin" dia berucap seperti Ray, segala jasmani dari malaikat ini seperti Ray. Anehnya aku bersikap biasa saja
Dan memang,malam itu udara sangat dingin karena baru saja turun hujan
"kalau kamu merasa dingin,ini ambilah", aku memaikan syal ku ke leher malaikat yang mirip Ray
"Terimakasih kamu sangat baik,tapi aku akan mati jika tetap terbang saat ini"

Aku terbangun, kepalaku benar-benar pusing. Benar,itu pasti hanyalah mimpi.
tiba-tiba seperti dejavu,aku melihat sosok berdiri dipintu balkon, namun tidak ada sayap pada sosok itu.
aku menoleh kearah tempat tidur.
kosong.
Berarti itu Ray.
aku menghampirinya,dan kemudian terkaget. Ray saat ini sedang memakai syalku, syal yang kupakaikan ke malaikat itu.
"kamu pasti bercanda, bagaimana kamu memakai syalku?"
"kamu sendiri yang memakaikannya"
"kamu berkata apasih?kamu mau bilang kalau kamu itu adalah malaikat yang ingin terbang tapi tidak bisa karna diluar sangat dingin bagimu untuk terbang?" jujur,aku takut. takut sekali.
"Aku tidak tau harus bagaimana menjelaskannya Chiara. Tapi,yang harus kamu tau,bahwa ibuku bisa bertahan melahirkan aku bukan karna jantung miliknya sendiri,itu jantung malaikat. Yang kini ada disini" Ray menunjukkan tepat di dadanya.
"Jantung ini tidak bisa bertahan lama, aku beruntung pernah bertemu dengan kamu sebelum masa waktu jantung ini tidak berdetak lagi, Aku menyayangimu Chiara,aku adalah malaikatmu sekarang. Ini waktuku untuk terbang mencari surgaku sekarang"
Dan fajar pun menyingsing,aku tak pernah tau betapa indahnya pemandangan matahari terbit.
Dan sayap pun mengembang bercahaya,
aku menangis,  "Aku menyayangimu" ucapku sambil memeluknya.
entah memeluk Ray, sosok malaikat,atau memeluk bayangannya...........


the end