Box of imagine
when mouth cant said it, Let's Writing!
Selasa, 22 Juli 2014
Summer
aku tidak pintar namun belakangan aku slalu mendengar gosip kalau aku anak yang sangat kritis,bawel,keras kepala,dan cupu.Itulah yang membuatku mempunyai banyak teman, walau sepertiganya hanya berusaha keliatan ramah.
Aku terkenal ceroboh dan terlalu bersemangat melakukan segala sesuatu hal.
Namun, seperti pada kebanyakan cewek lainnya,
mau seperti apa tipe dari masing-masing pribadi kami,tetap saja kami mendambakan seorang pangeran.
seperti aku.
termasuk aku.
*****
Aku menghafal setiap sifat dari teman-temanku. Ada yang datang ketika mereka hanya membutuhkan teman untuk ke toilet. Ada yang datang ketika mereka hanya membutuhkan salinan pr. Atau, hanya datang ketika aku adalah satu-satunya orang yang berotak kritis dan guru membutuhkan jawaban kritis seperti aku, tidak bermaksud sombong .
Tidak semuanya buruk,Aku mempunyai sahabat yang selalu ada untukku, Katt .
"Tidakkah kau pernah berpikir, kau begitu membenci kelas ini Chas? all of them was fake" ujar Katt ketika bel istirahat berdering
"ayolah Katt,tidak semuanya buruk. Kita hanya perlu mengatasi masa adaptasi di awal tahun sebagai murid senior."
"Kau benar,jadi kau ikut demo ekskul?"
"Iyaap"
" *Nihon benar kan?" *nihon=ekskul bahasa jepang
"Tebakan yang bagus" ujarku sambil terus mengarsir gambar manga terbaruku
"Chas,aku hanya bilang. Pangeran yang selalu kau dambakan itu, selalu mengawasi dan melihatmu secara diam-diam" ujar Katt sambil berlalu sebelum aku mendongak
"KATTTT.." teriakku sekencang mungkin, aku menatap sekelilingku. Pangeran? sekelas denganku?
aku tidak pernah membayangkan pangeran seperti apa, bukan pangeran seperti di kisah cinderella atau beauty and the beast. Pangeran ini hanya sebatas julukan.
kau tahu,ini adalah tahun pertamaku di kelas senior. Aku juga membutuhkan 'seseorang' untuk menghadiri homecoming atau setidaknya Valentine...
aku menatap sekelilingku, tidak ada siapa-siapa kecuali Alan. Si anak baru,ya memang kami semua anak baru namun, pengertian baru disini adalah Alan baru masuk kemarin.
Alan pendiam, namun entah mengapa tim basket langsung menawarkan bangku kosong padanya dengan cuma-cuma. Meski penasaran,aku tidak terlalu ambil pusing.
Dan oh!!sedari tadi aku melihanya,dan kini dia melihat ke arahku.
sudah terlanjur, hamipiri saja lah
"Cash,kau Alan?" ujarku sambil menarik tempat duduk ke arahnya.
" hmm ya, Alan."
"Kau tidak keluar?" ujarku sambil terus melanjutkan mangaku di atas meja Alan
"Ya mungkin sebentar lagi,aku hanya sedang mengisi ekskul apa yang harus ku isi" ujarnya sambil melihat mangaku
"Kau tim basket?ingat?"
"Bagaimana kau tahu?" ujarnya seperti terlihat senang, atau mungkin aku salah presepsi.
"teman-teman membicarakanmu setiap saat. Kau tidak makan di kantin?bersama tim basket yang lain?mereka menempati kursi anak populer disana" ujarku sambil menutup sketch book
"emm yaa, tidak. Bukan suatu hobiku. Aku lebih suka dikenal"
"Aku juga suka mengenalmu, sampai jumpa. aku berjanji kita akan mengobrol lagi nanti" ujarku sudah siap keluar karena kelas biologiku dimulai 10menit lagi
"Ya sampai jumpa, Cash" ujarnya melipat kertas ekskul. pada ahkirnya dia memang hanya akan menjadi anak basket saja.
****
Ucapan Katt selalu terngiang di telingaku, sudah kucoba untuk bertanya pada Katt siapa pangeran itu. pada suatu siang Katt hanya bilang "Kau harus mencari tau sendiri,itu cintamu masa harus aku yang menemukannya dan tinggal bilang saja padamu? ayolah Cash,ini senior bukan junior. Jangan terlalu memikirkan episode-episode kartun kesukaanmu di channel AXN, kau harus memikirkan pasangan Homecoming-mu nanti. Kau tidak mungkin datang sendirian kan?" ujarnya. Dan di sisi yang lain, Slalu ada Alan.
mungkin hampir sepertiga jadwal kelas,aku selalu 1 kelas dengannya.
"Bagaimana dengan Alan?" ujarku hati-hati. Setiap cewek pasti ingin menggaet cowok populer. Alan? dia hanya suka dikenal.
"Yappp!!bagus!! Alan si anak baru tim basket?"
"oh aku kira kau akan protes mengapa aku memilih si pendiam itu"
"Cash?" ujar Katt tiba-tiba dengan bermuka panik, ada apa dengannya? dia keracunan makanan kantin?
"ada apa?" lalu aku mengikuti arah mata nya, dan ternyata Alan berdiri disana. di ambang pintu kelas Matematika dengan ransel tergantung panjang di punggungnya dan bola basketnya.
"Alan,aku tidak bermaksud" ujarku salah tingkah
"Tidak apa-apa,aku harus keluar" ujarnya berlalu,namun tatapan pedih itu ada disana. Benarkah itu tatapan pedih?"
Sementara Katt menatapku gusar,
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, tadinya tak ingin,namun sekarang situasinya sudah lain"
***
Aku duduk menatap semburat-semburat matahari sore. Bukit kecil di tengah-tengah kota selalu menenangkan.
Alan menyukaiku, sejak awal ia melihatku. Katt tahu itu.
Alan selalu tampak diam, karena ia sedang membatasi dirinya dengan dunia sosial.
disebabkan karena Mom nya meninggal belum lama ini.Katt bercerita, Alan bahkan tidak ingin sekolah tahun ini.
Itulah alasan mengapa ia terlambat masuk dan agak suka membolos. khususnya di kelas Kimia.
Kakak laki-laki Alan merupakan alumni sekolah kami dan mantan tim basket yang hebat, Kakak Alan meminta bantuan pengurus tim basket periode sekarang untuk menarik Alan masuk kedalam tim, karena ia tidak ingin adiknya yang berbakat itu harus mempunyai dinding dunianya sendiri.
Alan merupakan anak laki-laki paling akrab dengan Mom nya, apalagi Mom nya meninggal persis di pelukannya.
Aku merasa bersalah, aku satu-satunya cewek yang ia sukai yang setidaknya masih bernafas malah merendahkannya.
Sombong sekali aku, "Bodohnya kau Cash,kau kira kau cukup populer untuk dapat mengatai Alan seperti kemarin?" ucapku sendiri,kali ini air mataku tumpah sejadi-jadinya,
"Kau bahkan lebih kuper dari Alan, kau keras kepala,ceroboh,sepertiga dari kawanmu berpura-pura menyukaimu,kau terlalu atraktif,lalu kau seenaknya mengatai Alan tanpa tau latar belakangnnya?" ucapku lagi sambil menutup wajahku, aku benar-benar malu
"Tidak,aku bukan teman yang berpura-pura menyukaimu. Aku menyukaimu" ujar suara berat itu,tunggu dulu,itu suara......
"Alan?"ujarku menatapnya nanar
"Ya ini Alan" ujarnya tersenyum
"Sejak kapan kau berdiri disana?" ujarku malu sekali
"sejak kau sedang membuat pengakuan dosa"ujarnya tersenyum jahil sembari beringsut duduk disebelahku, dia tidak marah padaku?
"Kau tidak marah padaku?" ujarku menundukkan kepala
"tidak, kau kan tidak tahu. itu wajar,orang yang tidak tahu aku pasti akan mengira hal yang sama" ujarnya sambil menegapkan kepalaku lagi
"Mengapa kau tahu aku ada disini?"
"Katt"
"dia teman yang menyebalkan"tawaku dan Alan ikut tertawa
"Jadi....,apa yang Katt bilang padaku itu benar?"
"Yapp" ujarnya salah tingkah
aku mengambil bola basket ditangannya, dia terperangah
aku mengeluarkan spidol tinta perak dari dalam tas ku, dan menulis diatas bola basketnya:
"Aku juga menyukaimu Alan Clement, Stay with me ok? love, Achasia Agata :)"
jemarinya menggenggamku erat, hangat sekali. Ini musim panas paling hangat
Senin, 21 Juli 2014
Faults
Merasa memiliki namun tidak sepenuhnya memiliki.
merasa nyaman seharusnya itu adalah perasaan yang terlarang.
Bagaimanakah caranya jatuh cinta?
ketika jatuh cinta saja begitu banyak syaratnya?
apakah pantas disebut jatuh cinta ketika ada syarat didalamnya?
Bagaimana tentang "perasaan" yang mengikutinya?
lebih akurat mana ketika jatuh cinta,sebaiknya mengikuti kata hati atau logika?
apakah kita bisa memilih atau bisa mengendalikan,ingin seseorang seperti apa yg kita perasai?
pada ahkirnya tidak bisa.
lalu siapa yang mengendalikan perasaan itu?
pada ahkirnya diri kitalah sendiri.
pada ahkirnya perasaan tidak bisa memilih pada siapa dimana kapan dan agama apa,ia dapat merasa nyaman.
apa yang mereka harapkan dari cinta beda agama?
pada ahkirnya tidak bisa bersatu.
bisa,tapi inginkah?
aku tidak pernah merasakan cinta dari hati.sesungguhnya belum.
cinta yang selama ini selalu datang dan pergi merupakan cinta logika.
karena aku selalu jatuh ke lubang yang sama
namun tidak untuk kali ini.
lagi-lagi,aku menggunakan logika untuk cinta.
Kamis, 17 Juli 2014
Autumn
Rabu, 30 April 2014
Short Story-- "Now Playing,Boys II men-Iris"
kakak-kakak panitia berlalu lalang diantara barisan-barisan anak-anak baru itu . Sebagian dari mereka mengecek barang bawaan MOS dari setiap siswa,ada juga yang sedang menggertak,dan dipinggir lapangan juga ada yang narsis, bahkan ada juga yang berlalu lalang tanpa pasti,seperti hendak menebar pesona.
aku tersenyum kaku. bodoh sekali mereka.
Terutama anak perempuan yang dikepang dua dengan pita warna warni itu.tidak tanggung-tanggung. pita itu berjumlah sangat banyak. 1..2..3..4...5..6..7..8..9..10..11..12..13..14..15..16..17..
totalnya ada 17pita warna warni dikepalanya. Seorang panitia sedang menggertaknya juga,karena kepangannya kurang tinggi. Aku ingin tertawa keras-keras, bodoh sekali.
"HEY KAMU YANG DISANA!KAMU PESERTA MOS JUGA KAN?CEPAT KESINI" , aku sedikit mengulum senyum datar. maka beranjaklah aku dan menghampiri kakak panitia yang meneriaku tadi.
sepertinya mereka akan mendapat sesuatu yang seru dariku....
***
"KAMU PESERTA MOS JUGA KAN?"
"Iya" jawabku sekenanya.
"MANA BARANG BAWAAN MOS KAMU?ALAT-ALAT MOS KAMU JUGA KEMANA?KENAPA TIDAK ADA?KENAPA KAMU HANYA MEMAKAI BAJU SERAGAM BIASA?"
"kakak banyak bertanya,saya harus jawab yang mana dulu?"
suasana tiba-tiba hening. Setiap aktifitas yang benar-benar terlihat ribet itu terhenti tiba-tiba. sudah dipastikan, ini pasti gara-gara dialogku dengan kakak panitia yang sok garang ini.
Kakak panitia sok garang itu tiba-tiba juga mengatupkan mulutnya. namun sejurus kemudian datanglah kakak panitia yang lain,perempuan. Malas sekali kalau perempuan.
"Kenapa hanya memakai seragam biasa?kamu bisa copot kupluk kamu tidak?",
aku mendesis pelan,namun tetap saja kulepas kupluk ku.
"Saya pindahan dari kota lain, yang mengurus pendaftaran saya itu Tente saya yang tinggal disini. Saya tidak tau. Tante saya apalagi" jawabku datar
ia terdiam. kemudian mulai berbicara lagi "Baik kalau begitu, tapi kamu tetap harus dihukum. Kamu harus rela di klimisin rambutnya dan dibikin rapi kayak peserta lain---"
aku tersenyum datar,itu saja?
"Tapi orang yang melakukan itu semua adalah anak perempuan yang dikepang 17 pita itu" lanjutnya berbisik licik tepat di daun telingaku sembari mengayunkan dagu nya ke arah cewe berpita 17 itu.
aku terbelalak, cewe bodoh itu?yang pita nya tadi kuhitung?
"SANA CEPAT" tiba-tiba ia memembentakku,
"Tidak usah pakai teriak-teriak kakak,saya dengar kok.saya belum tuli" ujarku sambil menaikkan kembali kupluk ku, dan berjalan menuju cewe berpita 17 itu. Sayup-sayup aku mendengar teriakannya lagi untuk menurunkan kuplukku.
Namun aku tidak mengindahkannya.Kan sudah kubilang, aku hanya mendengarnya sayup-sayup jadi untuk apa aku mengindahkan teriakannya?
"Siapa namamu?"
"gapunya nama" sahutku
disinilah aku, di ruang panitia mos dengan si cewe berpita 17 dan 2 orang panitia yang mengawasi di daun pintu.
"ah lagian gapenting juga buat aku" ujarnnya dan membuka kuplukku. aku terperangah
"Kok sembarangan sih buka-buka?"
"Aku kan ditugasin klimisin rambut kamu.kalau kamu masih memakai kupluk sweater kamu itu,gimana mau di klimisin?" ujarnya sebal
"Kamu tuh orang yang bikin repot di MOS hari pertama,kenapa juga sih mesti aku.udah cukup kali panitia-panitia sangar itu yang ngancurin mood,eh malah ada kamu lagi" lanjutnya sambil menggosok gel rambut
lalu mengusapnya ke rambutku. aku mendesis malas, tidak lagi..... mengapa begini.. cewe ini mengoleskan gel rambut seperti....ahh...
"udah cukup"sentakku mengagetkan dia, dia segera mengambil sisir rapat dan menyisirkan rambutku sampai terbentuknya klimis sialan ini. Namun sekali lagi,aku jadi teringat akan seseorang. Cara cewe ini menyisir rambutku lembut sekali.
tidak,tidak boleh,
kutepis tangannya segera, dia tanpak terperangah.kaget sekali sepertinya
"Kalau gak disuruh kakak panitia,aku juga tidak mau" ujarnya setengah berteriak dan langsung berlari meninggalkanku.
alu tau,aku sudah bertindak sedikit kasar padanya. Tapi ini semua demi melindungi sebuah luka hati yang sudah setengahnya sudah mulai mengering.
aku tersenyum datar,
tidak,luka ini tidak pernah mengering. Tidak akan pernah mengering.
***
Masa Orientasi berjalan sangat cepat.
Aku sebagai bulan-bulannya pada acara itu. Aku senang, setidaknya aku berperan penting dalam suksesnya acara Masa Orientasi ini.
sebagai ritual wajib, setiap siswa harus mengumpulkan tanda tangan panitia-panitia senior.
aku mengamati mereka dengan lucu,ada saja yang rela dikerjai habis-habisan demi tanda tangan bodoh yang nantinya toh tidak berguna
namun tiba-tiba aku menangkap sosok cewe itu. cewe dengan 17pitanya yang sekarang terurai bergelombang selengan. tanpa pita bodonya.. dia juga tampak hanya mengamati kerumunan anak-anak yang ingin meminta tanda tangan.
aku menghampirinya,tidak tau angin apa yang menggerakkan kaki ku ke arah nya. sebelumnya,aku tidak pernah bergaul. pernah, tapi itu dulu sudah lama sekali
"Gak minta tanda tangan?"
"untuk apa?" dia balas bertanya,sepertinya dia tidak menyadari aku cowo yang membuatnya kesal lusa kemarin
"Gak takut dihukum?"
"enggak" jawabnya, dia belum menoleh
"maaf"ujarku begitu saja. kenapa denganku?aku tidak pernah begini. tiba-tiba saja aku meraskan perkelahian kecil di hati ku.
"tidak apa-apa. Kamu pasti punya alasan kenapa kamu kasar begitu.Tapi sekarang kamu gak kasar lagi kok,itu kamu berani meminta maaf dengan langsung. Aku baru ketemu cowo gentle yang berani minta maaf secara langsung" ujarnya sambil tersenyum dan menoleh kepadaku.
Aku terperangah, jadi dia sadar daritadi aku adalah cowo yang membuatnya kesal lusa kemarin?bagaimana bisa?menoleh ke arahku saja tidak.
"Iya aku tau itu kamu yang membuat aku kesal lusa kemarin,aku bisa tau tanpa menoleh karena parfum pappermintmu"ujarnya santai,seperti membaca pikiranku.
"Namaku Iris, sudah ya...aku mau jajan dulu.daaah" katanya lagi sambil tersenyum.
lesung pipit itu...bola mata itu... teduh sekali. Rasanya aku ingin menarik kembali tangannya agar bisa menemaniku terus. aku kenapa?
aku menatap nanar punggung yang mulai menjauh itu, namun tiba-tiba ia berlari balik menuju ke arahku lagi
"Oh iya, Namamu Dareen kan?nama yang bagus" ujarnya dan langsung menuju kembali ke arah kerumunan cewe-cewe anak kelas 10 yang lain.
aku terkesiap,
dia tau namaku.
bukan itu saja, baru kali ini ada yang berhasil membuatku terpaku selain sosok itu...sosok yang slalu kurindukan,yang herannya sekarang cewe yang bernama Iris itu, mirip sekali dengannya...
***
My Dearest angel...
aku tau,kau pasti kecewa melihatku seperti ini. Aku tau dibalik kehidupan kekal surga yang damai itu,engkau sedih melihat sifat dan tingkah lakuku yang baru. Yang membuat semua orang slalu tidak suka padaku.
aku juga tau,kau pasti marah karena aku banyak berkelahi. kau pasti tidak suka melihat lebam-lebamku,namun aku tau,dilain sisi kau pasti ingin mengobati nya kan? aku juga ingin di obati lebam ini olehmu.
aku juga tahu,kau pasti merasa letih melihat sikapku yang terus diam begini.
Tapi,aku ingin menceritakan pengalamanku hari ini,karena hari ini benar-benar berbeda.
Aku menemukan sosok perempuan yang mirip denganmu. Berparas cantik sepertimu dengan rambut bergelombang dan mata nan teduh.
Aku selalu mengamatinya tanpa dia ketahui. Dia adalah gadis ceria yang sangat baik dan perhatian.
seberapa kerasnya aku cuek padanya,dia tetap menyapaku,menghampiriku.kadang dia juga bercerita tentang dirinya sendiri atau pengalaman yang membuat dia unmood. dia moody. sama kan sepertimu?
Padahal aku tidak pernah berkomentar atau menyelipkan kata-kata pemghibur untuknnya, Tapi dia selalu datang padaku, Katanya, aku pendengar yang baik.
Lama-lama dia berhasil membuatku seperti Dareen yang dulu. Dareen yang suka bercerita,Dareen yang suka tersenyum senang.Bahkan dengan kagetnya dia bisa membuatku tertawa. Aku belum pernah tertawa sejak kau pergi.
Dia terlihat Senang sekali karna dapat membuatku tertawa.
Bahkan bukan hanya tertawa,dia berhasil membuatku bercerita akan rahasiaku.
Mengapa aku suka memakai kupluk,dan aku menceritakan tentangmu padanya. Kau pasti mulai tersenyum di surga sana,Karena Dareen-mu telah kembali.
Hari ini aku ada janji dengannya untuk mengunjungimu. Dia ingin tau kau lebih lagi.
Aku sayang Iris, tapi tenang saja. Aku lebih sayang kau kok,Mama....
your naughty son
Dareen Gavrielle
***
"Reeen...berhenti sebentar deh." Iris yang tadinya sedang cekikikan mendengar loluconku tiba-tiba menepuk lenganku pelan
"Kenapa?"ujarku langsung menepikan mobil
"Aku mau beli bunga Iris buat mama kamu" ujarnya polos. aku terenyuh, aku sayang sekali sama Iris.
"Baiklah,ayo" ujarku sambil mematikan mesin dan keluar dari mobil. Iris tidak pernah suka jika aku membukakan pintunya.dia .
Iris berjalan sangat cepat, "Iris jangan cepat-cepat"ujarku setengah berteriak karena dia sudah ingin menyebrang jalan menuju tempat penjual bunga iris
"Bunganya sudah mau habis,aku duluan ya..."
tiba-tiba saja sebuah mobil melaju sangat cepat,Iris juga berjalan sangat cepat.
aku tiba-tiba pusing dan mual, Iris akan.... mobil itu...
"Iris...awas....Iris..."Teriakku frustasi,
tidak,tidak,tidak kali ini. aku tidak ingin kehilangan yang aku sayangi untuk kedua kalinya dengan cara yang sama.
Tanpa pikir panjang,aku berlari cepat ke arahnya. Ketika Iris benar-benar terpaku karena lajunya mobil semakin cepat ke arahnya,aku menghampirinya. dan mendorong tubuhnya dari sana.
Iris berteriak.
selanjutnya yang kudapati hanyalah badanku yang telentang bebas di atas jalanan beraspal keras. aku melihat darahku berceceran.
Iris menangis berteriak.
Namun aku tersenyum, aku berhasil menyelamatkannya. Kamu hidup.
Namun tiba-tiba pandanganku mengabur. secercah cahaya putih menyilaukan menghampiriku
.aku segera berdiri. Aku mati?
namun tiba-tiba sosok yang beratahun-tahun kurindukan itu,muncul dihadapanku dengan senyumannya yang membuatku merasa benar-benar 'pulang ke rumah'.
"Mama"ujarku senang dan menghampirinya...
*****
My Dearest Gabrielle Iris
Iris,bunga iris sangat cantik,sama sepertimu..
Aku sayang padamu.
Aku senang dapat bertemu kembali dengan Mama.
Iris..jangan menangis terus.
aku ingin melihatmu tersenyum lagi.
kamu harus tau,aku tidak pernah meninggalkanmu.Aku slalu disini.
Seperti yang kamu tau 'Iris', kamu penyambung antara bumi dan surgaku.
Terimakasih atas harapan-harapan baik yang selalu kamu berikan untukku.
Dilain waktu kita pasti bisa bertemu kembali.seperti aku dengan mama sekarang.
Aku sayang kamu Iris..terimakasih bunga iris putih yang kau letakkan di rumah terahkirku.
Aku menyayangimu.
Love you always
Dareen Gavrielle
Sabtu, 02 November 2013
Dont ever to Stop
Jumat, 11 Oktober 2013
I was Enchanted to meet you
Jumat, 30 Agustus 2013
Dia adalah Malaikat
***
Ray selalu mencoba menjadi lelaki remaja normal, dia ingin sekolah seperti yang lain, dia tidak pernah ingin terlihat lemah,terlihat sakit.
Ray masih terus harus dirawat, kalian tidak akan pernah tau betapa bagusnya kamar vip rumah sakit Ray.
terdapat balkon yang mengarah pada pandangan luas yang sekarang telah menajdi ladang perindustrian.
Hari itu,aku mejaga nya sepanjang malam di kamar rumah sakitnya.
aku tidak menyadari,betapa aku sayang padanya,betapa aku ingin dia benar-benar sembuh dan setidaknya menajadi Ray yang rese lagi.
Seperti biasa,aku menjaga nya ditemani Rian.
Hari itu aku tertidur larut malam dan tiba-tiba bermimpi,aku seperti melihat sosok malaikat bersayap megah berdiri di pintu balkon,aku tak ingat kapan pernahnya pintu itu terbuka.
Seperti kenyataan,aku menghamipiri malaikat itu, dan wajahnya mirip Ray. Bahkan aku curiga kalau itu Ray, tapi sekali lagi ini seperti diambang mimpi dan kenyataan.
"Sedang apa berdiri disini?apakah kamu tidak terbang mencari surgamu?" aku menegurnya,antara terpukau akan cahaya yang terselip dari sayap-sayap malaikat itu atau takut
"diluar terlalu dingin" dia berucap seperti Ray, segala jasmani dari malaikat ini seperti Ray. Anehnya aku bersikap biasa saja
Dan memang,malam itu udara sangat dingin karena baru saja turun hujan
"kalau kamu merasa dingin,ini ambilah", aku memaikan syal ku ke leher malaikat yang mirip Ray
"Terimakasih kamu sangat baik,tapi aku akan mati jika tetap terbang saat ini"
Aku terbangun, kepalaku benar-benar pusing. Benar,itu pasti hanyalah mimpi.
tiba-tiba seperti dejavu,aku melihat sosok berdiri dipintu balkon, namun tidak ada sayap pada sosok itu.
aku menoleh kearah tempat tidur.
kosong.
Berarti itu Ray.
aku menghampirinya,dan kemudian terkaget. Ray saat ini sedang memakai syalku, syal yang kupakaikan ke malaikat itu.
"kamu pasti bercanda, bagaimana kamu memakai syalku?"
"kamu sendiri yang memakaikannya"
"kamu berkata apasih?kamu mau bilang kalau kamu itu adalah malaikat yang ingin terbang tapi tidak bisa karna diluar sangat dingin bagimu untuk terbang?" jujur,aku takut. takut sekali.
"Aku tidak tau harus bagaimana menjelaskannya Chiara. Tapi,yang harus kamu tau,bahwa ibuku bisa bertahan melahirkan aku bukan karna jantung miliknya sendiri,itu jantung malaikat. Yang kini ada disini" Ray menunjukkan tepat di dadanya.
"Jantung ini tidak bisa bertahan lama, aku beruntung pernah bertemu dengan kamu sebelum masa waktu jantung ini tidak berdetak lagi, Aku menyayangimu Chiara,aku adalah malaikatmu sekarang. Ini waktuku untuk terbang mencari surgaku sekarang"
Dan fajar pun menyingsing,aku tak pernah tau betapa indahnya pemandangan matahari terbit.
Dan sayap pun mengembang bercahaya,
aku menangis, "Aku menyayangimu" ucapku sambil memeluknya.
entah memeluk Ray, sosok malaikat,atau memeluk bayangannya...........
the end