Selasa, 22 Juli 2014

Summer

Hai!namaku Achasia Agata. hobi mengoleksi semua barang berbau anime termasuk menonton  channel AXN sepanjang libur musim panas dan menggambar manga.
aku tidak pintar namun belakangan aku slalu mendengar gosip kalau aku anak yang sangat kritis,bawel,keras kepala,dan cupu.Itulah yang membuatku mempunyai banyak teman, walau sepertiganya hanya berusaha keliatan ramah.
Aku terkenal ceroboh dan terlalu bersemangat melakukan segala sesuatu hal. 
Namun, seperti pada kebanyakan cewek lainnya, 
mau seperti apa tipe dari masing-masing pribadi kami,tetap saja kami mendambakan seorang pangeran.
seperti aku. 
termasuk aku. 

*****
Aku menghafal setiap sifat dari teman-temanku. Ada yang datang ketika mereka hanya membutuhkan teman untuk ke toilet. Ada yang datang ketika mereka hanya membutuhkan salinan pr. Atau, hanya datang ketika aku adalah satu-satunya orang yang berotak kritis dan guru membutuhkan jawaban kritis seperti aku, tidak bermaksud sombong .

Tidak semuanya buruk,Aku mempunyai sahabat yang selalu ada untukku, Katt .
"Tidakkah kau pernah berpikir, kau begitu membenci kelas ini Chas? all of them was fake" ujar Katt ketika bel istirahat berdering
"ayolah Katt,tidak semuanya buruk. Kita hanya perlu mengatasi masa adaptasi di awal tahun sebagai murid senior."
"Kau benar,jadi kau ikut demo ekskul?"
"Iyaap"
" *Nihon benar kan?"  *nihon=ekskul bahasa jepang
"Tebakan yang bagus" ujarku sambil terus mengarsir gambar manga terbaruku
"Chas,aku hanya bilang. Pangeran yang selalu kau dambakan itu, selalu mengawasi dan melihatmu secara diam-diam" ujar Katt sambil berlalu sebelum aku mendongak
"KATTTT.." teriakku sekencang mungkin, aku menatap sekelilingku. Pangeran? sekelas denganku?
aku tidak pernah membayangkan pangeran seperti apa, bukan pangeran seperti di kisah cinderella atau beauty and the beast. Pangeran ini hanya sebatas julukan. 
kau tahu,ini adalah tahun pertamaku di kelas senior. Aku juga membutuhkan 'seseorang' untuk menghadiri homecoming atau setidaknya Valentine...
aku menatap sekelilingku, tidak ada siapa-siapa kecuali Alan. Si anak baru,ya memang kami semua anak baru namun, pengertian baru disini adalah Alan baru masuk kemarin. 
Alan pendiam, namun entah mengapa tim basket langsung menawarkan bangku kosong padanya dengan cuma-cuma. Meski penasaran,aku tidak terlalu ambil pusing.
Dan oh!!sedari tadi aku melihanya,dan kini dia melihat ke arahku.
sudah terlanjur, hamipiri saja lah
"Cash,kau Alan?"  ujarku sambil menarik tempat duduk ke arahnya.
" hmm ya, Alan."
"Kau tidak keluar?" ujarku sambil terus melanjutkan mangaku di atas meja Alan
"Ya mungkin sebentar lagi,aku hanya sedang mengisi ekskul apa yang harus ku isi" ujarnya sambil melihat mangaku
"Kau tim basket?ingat?"
"Bagaimana kau tahu?" ujarnya seperti terlihat senang, atau mungkin aku salah presepsi.
"teman-teman membicarakanmu setiap saat. Kau tidak makan di kantin?bersama tim basket yang lain?mereka menempati kursi anak populer disana" ujarku sambil menutup sketch book
"emm yaa, tidak. Bukan suatu hobiku. Aku lebih suka dikenal"
"Aku juga suka mengenalmu, sampai jumpa. aku berjanji kita akan mengobrol lagi nanti" ujarku sudah siap keluar karena kelas biologiku dimulai 10menit lagi
"Ya sampai jumpa, Cash" ujarnya melipat kertas ekskul. pada ahkirnya dia memang hanya akan menjadi anak basket saja.

****
Ucapan Katt selalu terngiang di telingaku, sudah kucoba untuk bertanya pada Katt siapa pangeran itu. pada suatu siang Katt hanya bilang "Kau harus mencari tau sendiri,itu cintamu masa harus aku yang menemukannya dan tinggal bilang saja padamu? ayolah Cash,ini senior bukan junior. Jangan terlalu memikirkan episode-episode kartun kesukaanmu di channel AXN, kau harus memikirkan pasangan Homecoming-mu nanti. Kau tidak mungkin datang sendirian kan?" ujarnya. Dan di sisi yang lain, Slalu ada Alan. 
mungkin hampir sepertiga jadwal kelas,aku selalu 1 kelas dengannya.
"Bagaimana dengan Alan?" ujarku hati-hati. Setiap cewek pasti ingin menggaet cowok populer. Alan? dia hanya suka dikenal. 
"Yappp!!bagus!! Alan si anak baru tim basket?"
"oh aku kira kau akan protes mengapa aku memilih si pendiam itu"
"Cash?" ujar Katt tiba-tiba dengan bermuka panik, ada apa dengannya? dia keracunan makanan kantin? 
"ada apa?" lalu aku mengikuti arah mata nya, dan ternyata Alan berdiri disana. di ambang pintu kelas Matematika dengan ransel tergantung panjang di punggungnya dan bola basketnya.
"Alan,aku tidak bermaksud" ujarku salah tingkah
"Tidak apa-apa,aku harus keluar" ujarnya berlalu,namun tatapan pedih itu ada disana. Benarkah itu tatapan pedih?"
Sementara Katt menatapku gusar, 
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, tadinya tak ingin,namun sekarang situasinya sudah lain"

***
Aku duduk menatap semburat-semburat matahari sore. Bukit kecil di tengah-tengah kota selalu menenangkan. 
Alan menyukaiku, sejak awal ia melihatku. Katt tahu itu.
Alan selalu tampak diam, karena ia sedang membatasi dirinya dengan dunia sosial.
disebabkan karena Mom nya meninggal belum lama ini.Katt bercerita, Alan bahkan tidak ingin sekolah tahun ini. 
Itulah alasan mengapa ia terlambat masuk dan agak suka membolos. khususnya di kelas Kimia. 
Kakak laki-laki Alan merupakan alumni sekolah kami dan mantan tim basket yang hebat, Kakak Alan meminta bantuan pengurus tim basket periode sekarang untuk menarik Alan masuk kedalam tim, karena ia tidak ingin adiknya yang berbakat itu harus mempunyai dinding dunianya sendiri.
Alan merupakan anak laki-laki paling akrab dengan Mom nya, apalagi Mom nya meninggal persis di pelukannya.
Aku merasa bersalah, aku satu-satunya cewek yang ia sukai yang setidaknya masih bernafas malah merendahkannya.
Sombong sekali aku, "Bodohnya kau Cash,kau kira kau cukup populer untuk dapat mengatai Alan seperti kemarin?" ucapku sendiri,kali ini air mataku tumpah sejadi-jadinya, 
"Kau bahkan lebih kuper dari Alan, kau keras kepala,ceroboh,sepertiga dari kawanmu berpura-pura menyukaimu,kau terlalu atraktif,lalu kau seenaknya mengatai Alan tanpa tau latar belakangnnya?" ucapku lagi sambil menutup wajahku, aku benar-benar malu
"Tidak,aku bukan teman yang berpura-pura menyukaimu. Aku menyukaimu" ujar suara berat itu,tunggu dulu,itu suara......
"Alan?"ujarku menatapnya nanar
"Ya ini Alan" ujarnya tersenyum
"Sejak kapan kau berdiri disana?" ujarku malu sekali
"sejak kau sedang membuat pengakuan dosa"ujarnya tersenyum jahil sembari beringsut duduk disebelahku, dia tidak marah padaku?
"Kau tidak marah padaku?" ujarku menundukkan kepala
"tidak, kau kan tidak tahu. itu wajar,orang yang tidak tahu aku pasti akan mengira hal yang sama" ujarnya sambil menegapkan kepalaku lagi
"Mengapa kau tahu aku ada disini?"
"Katt"
"dia teman yang menyebalkan"tawaku dan Alan ikut tertawa
"Jadi....,apa yang Katt bilang padaku itu benar?" 
"Yapp" ujarnya salah tingkah
aku mengambil bola basket ditangannya, dia terperangah
aku mengeluarkan spidol tinta perak dari dalam tas ku, dan menulis diatas bola basketnya:

"Aku juga menyukaimu Alan Clement, Stay with me ok? love, Achasia Agata :)"


jemarinya menggenggamku erat, hangat sekali. Ini musim panas paling hangat 

Senin, 21 Juli 2014

Faults

Merasa memiliki namun tidak sepenuhnya memiliki.
merasa nyaman seharusnya itu adalah perasaan yang terlarang.
Bagaimanakah caranya jatuh cinta?
ketika jatuh cinta saja begitu banyak syaratnya?
apakah pantas disebut jatuh cinta ketika ada syarat didalamnya?
Bagaimana tentang "perasaan" yang mengikutinya?
lebih akurat mana ketika jatuh cinta,sebaiknya mengikuti kata hati atau logika?
apakah kita bisa memilih atau bisa mengendalikan,ingin seseorang seperti apa yg kita perasai?
pada ahkirnya tidak bisa.
lalu siapa yang mengendalikan perasaan itu?
pada ahkirnya diri kitalah sendiri.
pada ahkirnya perasaan tidak bisa memilih pada siapa dimana kapan dan agama apa,ia dapat merasa nyaman.

apa yang mereka harapkan dari cinta beda agama?
pada ahkirnya tidak bisa bersatu.
bisa,tapi inginkah?

aku tidak pernah merasakan cinta dari hati.sesungguhnya belum.
cinta yang selama ini selalu datang dan pergi merupakan cinta logika.
karena aku selalu jatuh ke lubang yang sama
namun tidak untuk kali ini.
lagi-lagi,aku menggunakan logika untuk cinta.

Kamis, 17 Juli 2014

Autumn

Minggu terahkir dibulan September. 
Di tempat yang sama, dan akan selalu disini. Aku duduk bertopang dagu dekat jendela,menyaksikan daun-daun pohon semanggi berguguran.Cuaca sudah jelas sangat dingin, karena tidak terlihat anak-anak bermain dengan ceria dan cekatan seperti biasanya. Aku tersenyum. Momen itu selalu terulang...

***
Usiaku sekitar 8tahun,terlalu kecil untuk jatuh sakit. Tidak,bukan sakit demam atau flu musim dingin seperti yang kalian bayangkan. Tetapi ini Kanker hati.
Waktu kanak-kanak ku kuhabiskan dirumah sakit. Aku selalu marah pada Tuhan,aku berpikir dia pria yang jahat. Yang membuatku tidak bisa bermain dengan teman-temanku di musim panas. Yang hanya bisa menatap dari jendela kamarku-tentunya kamar rumahsakitku-ke arah luar.
Namun ternyata tuhan tidak sejahat yang aku pikirkan. Saat,genap 2 minggu aku dirumah sakit karena aku kembali muntah darah terus menerus,aku melihat pasien baru memasuki kamar disebelah kamarku. Aku sempat menengok sedikit ke arah kasur jalan. Seorang laki-laki seusiaku sedang tertidur pulas. Mungkin dia habis di Operasi.
"Karin kenapa diluar?bukankah kamu harus banyak-banyak istirahat?" salah  seorang suster menghampiriku
"Karin bosan tidur terus sus, anak laki-laki tadi,bisakah aku menengoknya? Karin kan juga ingin punya teman"
"Tentu,tapi nanti ya sekarang dia sedang istirahat"
"dia sakit?"
"Ya dia sakit, sebaiknya suster antar Karin ke kamar ya, sebentar lagi sudah jam minum obat"
"melelahkan"
"Ya,suster tau"

***
aku membuka pintu kamar si laki-laki seusiaku itu dengan perlahan. Mengintip sebentar lalu sosok yang sedang tidur di tempat tidurnya itu bersuara dan nyaris membuatku terlonjak "Karin itukah kau?"
"hmm iya ini Karin" aku maju ke arahnya malu-malu
"senang mendapatkan teman sebaya di tempat yang tidak terduga" dan kulihat ia berusaha untuk duduk
"Tidak,jangan memaksakan untuk duduk."
"Kau tahu?aku kuat dan ini hal yang kecil. Aku tidak sekarat seperti yang kau pikirkan atau dokter pikirkan", dia tersenyum. Aku membalas tersenyum. Sekarang aku tidak ragu-ragu lagi.
"Jadi, mengapa kau bisa tahu namaku?" tanyaku padanya
"suster willis yang memberitahu" ujarnya senang
"Kau Theo?"
"kurasa begitu" ujarnya sambil tersenyum manis
"Aku senang mendapatkan teman,jadi hmm...apakah penyakitmu ini melarang kita untuk dapat bermain di taman rumah sakit?"
"Kau bercanda?Tidak pastinya,ayo bermain"

***
Hari ini merupakan hari pertama musim gugur, aku tahu udara sedikit dingin atau memang mulai dingin. Namun taman ini tidak pernah sepi, ya walaupun isi taman ini rata-rata pasien rumah sakit atau orang-orang yang ada kaitannya dengan orang sakit. Aku memutuskan memakai beanie dan sweater Theo berpakain yang sama walaupun kami tahu sweater kami terasa aneh dalam balutan baju rumah sakit
"Mau main kejar-kejaran?" usulnya
"tidak sayangnya, penyakitku melarangnya" ujarku
"Baik, bagaimana kita main petak umpet?" usulnya senang
"ide yang bagus"
kamu bermain sangat seru. Dan untuk pertama kalinya aku merasakan menjadi anak yang benar kanak-kanak. Dan aku, pertama kalinya merasakan 'cekatan' ada pada dalam tubuhku. Kami tertawa-tawa. seakan aku sudah merasakan "Aku sembuh,lihat!!!"
"Karin jangan terlalu lelah,ayo suster antar ke kamar,kita minum obat"
aku berhenti,Theo pun berhenti
"Theo,karin harus kembali ke kamar."
"Baiklah,besok kita harus bermain lagi. theo masih disini,tadinya tidak ingin. Tapi berkat ada karin,theo akan slalu disini.Besok theo yang menjemput karin ke kamar"
"Kamar kita bersebelahan,ingat?"
"Ya theo tau" ujarnya tersenyum manis sekali.

****
"Jadi, Theo sakit apa?" ujarku ketika ia menghampiri kamarku . dan disinilah kami,duduk dekat jendela dan sama-sama menatap bulan dan bintang. Aku sempat kaget ketika tengah malam ada yang mengetuk dan ternyata Theo masuk sambil bermuka masam. Ia bilang ia tidak bisa tidur. Dan dia merasa takut. 
"Leukimia" ujarnya santai,nyaris tanpa beban saat mengucapkannya
"itu menyebalkan" ujarku
"Biasanya tidak sampai separah ini,biasanya theo masih beraktiftas normal. theo tidak pernah kerumah sakit,theo berobat dirumah. Dokter pribadiku slalu kerumah memberikan obat untukku.Namun  entah mengapa, kemarin theo merasa lelah sekali dan ingin tidur,darah mengucur terus dari hidungku dan yaah... Dad langsung menggendongku ke mobil dan untuk kedua kalinya theo kerumah sakit."
"karinkenapa?" tanyanya padaku
"Aku?hmm ada yang salah dengan hati karin. orang dewasa menyebutnya kanker. Namun kata Mom,karin akan slalu baik-baik saja asal karin tidak terlalu lelah bahkan karin tidak boleh merasakan lelah, Mom bilang karin  akan baik-baik saja dan hanya perlu menunggu donoran hati. Yahhh karin tidak pernah mengerti"
"karin lelah?"ujarnya
"sedikit" tidak,aku sangat lelah. ini sudah pukul 12 malam
"Ayo Theo antar tidur,theo akan menemani karin." aku senang mendengarnya
"terimakasih,theo bisa menjaga karin  di sisi tempat tidur" ujarku sembari menarik selimut
"atau mungkin tidur bersama karin di sisi tempat tidur" , namun ternyata Theo lebih lelah dariku. Ia pulas sekali.


***
Ketika kondisiku dan Theo sudah dianggap baik oleh dokter kami harus pulang kerumah. Theo sering bermain kerumahku,aku juga sering bermain dirumahnya. Theo selalu bercerita banyak hal. Aku suka mengamati Theo, rambutnya tipis,kurus,pucat,kulitnya terdapat lebam-lebam. katanya itu efek dari leukimianya. Namun wajahnya selalu tampan. 
Aku suka bersahabat dengan Theo. 
Hari ini tepat tanggal 23 september, awal musim gugur. Kami merayakan ualngtahun Theo ke 16tahun.
Theo tampan sekali.Keluarga Theo sangat bersuka cita,karna Theo dapat bertahan hidup diluar perkiraan dokternya. Mereka merasakan keajaiban.
"Selamat ulangtahun" ujarku manis sambil menyodorkan kado cantik untuknya
"terimakasih tuan putri" ujarnya tersenyum, Theo memelukku. Aku tidak ingin kehilangannya. Atau kalau bisa,mari kehilangan bersama-sama.
"Kau tahu, Leukimia hampir 9tahun itu sangat luar biasa survivenya karena ada kamu" ujarnya dalam pelukanku
"kau tahu,Kanker hati hampir 9 tahun itu sangat luar biasa survivenya karena ada kamu juga" ujarku benar-benar bersyukur
"Kita belum mati" ujarnya lagi
"Ya memang belum"
"Mungkin nanti,bersama-sama..."

***
Namun setelah 2 minggu ulangtahun Theo, Theo terlihat sangat lemah. Ia mulai merasakan kesakitan luar biasa, Nyeri-nyeri, bahkan tak heran hidung selalu mengeluarkan darah begitu saja ketika kami sedang asyik mengobrol.
"Tidak,ini tidak apa-apa karin,sungguh" ujarnya sehabis membasuh hidungnya
"benar?"ujarku gugup
"Tentu" ujarnya santai namun raut kesakitan tetap terbaca jelas. Aku menahan tangisku. aku khawatir dengannya
"kau tahu?Mom memberi nama 'Theo' karna artinya anugerah Tuhan. Ia berharap aku bukan keturunan yang meneruskan penyakit Granpa. Namun,yaah.... aku merasakan aku bukan anugerah." ujarnya santai. 
"Tidak,kau salah" aku mulai mengigit bibir. Theo sudah ngelantur. penyakitnya semakin parah
"Benarkah?benarkah aku salah?"
"Ya,karena kau anugerah terindah yang pernah kumiliki" tangisku pecah,dan Theo kembali tertidur tiba-tiba.Apakah Theo mendengarkan ucapanku barusan?"

*****
Theo selalu tertidur, sudah genap 2 minggu ini ia tidur dan tidak kunjung bangun.
Aku selalu menantinya disampingnya. Aku sudah sehat.
2 minggu yang lalu aku mengikuti operasi donor hati. Aku tidak perlu merasakan darahku sendiri lagi keluar dari mulutku. Aku bersyukur.
Namun Theo?
Dokter bilang leukimia belum ada obatnya, dan statistik menunjukkan. Sel darah merah Theo sudah hampir kalah dengan sel darah putihnya. 

Malam itu,aku tidak bisa tidur. 
Lalu tangan ku merasakan tangan Theo bergerak. Aku selalu memegang tangannya, berusaha meyakinkan untuk selalu menguatkannya
Theo terbangun,dengan nafas 1..2..3.. namun ia tersenyum. Matanya menyorotkan kelelahan. Sangat lelah.
"Aku lelah Karin"
"Tidak apa-apa, Tidurlah Theo.semuanya akan baik-baik saja"ujarku menahan tangis sambil mengusapnya, dan sedetik kemudian,mata Theo terpejam erat. Namun,senyuman itu tidak pernah beranjak dari sana.

****
Theo Xavier (penyelamat)
anugerah sekaligus penyelamat dalam hidupku.
Aku tidak pernah bisa melupakanmu saat musim gugur tiba.
Kau pasti bangga melihatku dari atas sana. Aku berusaha menjadi penyembuh penderita sesamamu sekarang. 
Mungkin aku Tidak bisa menyembuhkan tubuh mereka,Namun aku bisa menyembuhkan jiwa-jiwa mereka. 

we will meet our infinity
Love, Karin Victor(pemenang atas penyelamat)